Elia Massa Manik (sebelah kanan) yang disebut menjadi Dirut Pertamina [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Informasi mengenai calon bos PT Pertamina sudah beredar sejak Selasa (14/3) malam. Namun, informasi itu belum bisa diverifikasi lantaran pemerintah belum mengumumkannya secara resmi.

Nama yang telah beredar menjadi bos Pertamina adalah Elia Massa Manik, Direktur Utama PTPN III. Informasi itu seolah-olah mendapat pembenaran ketika Elia mendatangi gedung Kementerian BUMN menemui Menteri BUMN Rini Soemarno pada Rabu (15/3).

Dikutip dari tempo.co, beberapa sumber di Istana dan Kementerian BUMN membenarkan penunjukan Elia Massa Manik sebagai Direktur Utama PT Pertamina. Bahkan pelantikan Elia Massa akan dilakukan beberapa hari ke depan. Pelantikannya pun hanya dengan surat Menteri BUMN.

Soal ini, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu merasa informasi tersebut belum begitu valid. Berdasarkan pengalamannya dalam mengikuti pergantian direksi Pertamina terutama orang nomor satunya selalu ditentukan presiden. Itu sebabnya, ia belum terlalu yakin mengenai informasi yang beredar.

Staf Khusus Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, soal kepastian Elia Massa Manik itu sebaiknya menunggu sampai rapat umum pemegang saham. Apalagi Budi mengaku tidak mengetahui apa yang akan diputuskan presiden.

Informasi lain menyebutkan, pemilihan Elia Massa Manik lantaran sosok tersebut tidak menjadi bagian dari salah satu kubu yang berseberangan di Pertamina. ia disebut orang netral.

Elias Massa Manik belum mau memberi pernyataan apapun mengenai informasi yang sudah beredar itu. Ia juga tidak mau menjawab telepon. Informasi tentang penunjukan Elia Massa Manik sebagai Dirut Pertamina beredar sejak tadi malam. Sebagian orang menilainya hanya untuk mengetahui apakah ada penolakan terhadap Elia Massa Manik.

Sesungguhnya sulit untuk mengukur penolakan atau penerimaan terhadap diri Elia Massa Manik karena kariernya yang tidak terlalu lama di bidang energi. Ia hanya sempat menjadi orang satu di Elnusa dari Juni 2011 hingga Mei  2014. Padahal, Budi Sadikin Gunadi, Staf Menteri BUMN juga memiliki peluang yang sama dengan Elia Massa Manik.

Sebelumnya, Pertamina dilanda konflik karena ketidakcocokan antara Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Pertamina Ahmad Bambang. Keberadaan dua orang itu memunculkan istilah ada “matahari kembar” di Pertamina. Menteri Rini karena itu mencopot keduanya.

Pemegang saham lalu menetapkan Direktur Gas dan Energi Baru Terbarukan Pertamina Yenni Andayani sebagai pelaksana tugas direktur utama selama 30 hari atau sampai 3 Maret 2017. Namun, pemerintah tak kunjung memilih direktur utama baru sehingga jabatan Yenni diperpanjang. [KRG]