Vladimir Putin selama pertemuan dengan anggota tetap Dewan Keamanan Rusia. (Sumber: Президент России)

Jakarta – Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan perundingan bilateral dengan Ukraina untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, pada Senin (22/04/2025).

Melansir dari Reuters, Putin mengatakan pertempuran telah kembali terjadi setelah gencatan senjata Paskah, yang diumumkannya secara sepihak pada Sabtu (19/04/2025).

Ia menambahkan bahwa Moskow terbuka terhadap inisiatif perdamaian apa pun dan mengharapkan hal yang sama dari Kyiv.

“Kami selalu membicarakan hal ini, bahwa kami memiliki sikap positif terhadap inisiatif perdamaian apa pun. Kami berharap perwakilan rezim Kyiv akan merasakan hal yang sama,” kata Putin kepada reporter TV pemerintah Pavel Zarubin.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov lalu mengonfirmasi, “Ketika presiden mengatakan bahwa ada kemungkinan untuk membahas masalah tidak menyerang target sipil, termasuk secara bilateral, presiden bermaksud melakukan negosiasi dan diskusi dengan pihak Ukraina.”

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Kyiv siap untuk setiap perundingan guna menghentikan serangan terhadap sasaran sipil.

“Ukraina tetap pada tawarannya—paling tidak, tidak menyerang infrastruktur sipil. Dan kami mengharapkan jawaban yang jelas dari Moskow. Kami siap untuk berdiskusi tentang cara memastikan hal ini,” kata Zelenskyy pada Selasa (22/04/2025), dikutip dari kanal Telegramnya.

Putin dan Zelenskyy tengah menghadapi tekanan dari Amerika Serikat, yang mengancam akan meninggalkan upaya perdamaiannya kecuali ada kemajuan yang dicapai.

Rusia dan Ukraina menyatakan mereka terbuka terhadap gencatan senjata lebih lanjut setelah gencatan senjata Paskah selama 30 jam yang dideklarasikan oleh Moskow pada akhir pekan.

Masing-masing pihak menuduh pihak lain melanggarnya.

“Pada jam ini, sejak awal hari, tentara Rusia telah melanggar gencatan senjata Putin lebih dari 2.000 kali. Sudah ada 67 serangan Rusia terhadap posisi kami di berbagai arah, dan jumlah terbesar di Pokrovsky. 1.355 penembakan Rusia, 713 di antaranya adalah senjata berat, 673 digunakan oleh Rusia dengan FPV,” kata Zelenskyy, mengutip laporan Panglima Tertinggi Syrsky pada pukul 20.00 waktu setempat.

Empat jam kemudian, Zelenskyy melaporkan jumlah serangan oleh tentara Rusia telah meningkat menjadi 2.935. [BP]