Maha Abu Shusheh (kiri) menerima dokumen dari Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi. Foto: @Portal_Kemlu_RI

Sulindomedia – Tahun 2012 lalu, Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa tidak dibolehkan masuk ke Tepi Barat oleh Israel. Ketika itu, Marty akan menghadiri konferensi tingkat menteri Gerakan Non-Blok yang digelar di Ramallah. Konferensi itu pun batal karena empat menteri luar negeri lainnya juga dilarang masuk.

Pada Ahad ini (13/3/2016), Israel kembali melarang Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, untuk memasuk ke Wilayah Otoritas Palestina. Padahal, rencananya, Menteri Retno akan membuka Kedutaan Besar Indonesia di Ramallah.

Seperti diberitakan Haaretz, keputusan melarang Retno masuk Ramallah dibuat karena penolakannya mengunjungi Yerusalem untuk bertemu anggota pemerintahan Israel. Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik.

Sebelumnya, pekan lalu, Menteri Retno telah mengumumkan rencananya mengunjungi Palestina setelah konferensi tingkat tinggi Organisasi Kerja Sama Islam di Jakarta. Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas menghadiri konferensi tersebut dan bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo.

Ketika itu, Presiden Joko mengatakan produk yang diproduksi dari permukiman ilegal Israel di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Golan Heights harus diboikot. Pernyataan tersebut termauk dalam klausul rangkuman konferensi, yang dinamakan Deklarasi Jakarta.

Tadinya, Retno dijadwalkan mengunjungi Ramallah juga untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al Maliki dan Presiden Abbas. Terkait keputusan larangan kepada Retno ke Ramallah, Al Maliki mengatakan dirinya akan pergi ke Amman, Yordania, untuk menemui Retno.

Kendati Kantor Perdana Menteri dan Kementeri Luar Negeri Palestina menolak mendiskusikan larangan tersebut, Haaretzmemberitakan juga, ada kontak antara Israel dan Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Pejabat Israel mengatakan, jika Retno ingin pergi ke Ramallah, Retno harus mengunjungi Yerusalem untuk bertemu dengan pejabat Israel.

Memang, sejak beberapa tahun terakhir, Israel memberlakukan aturan bagi negara mana pun yang ingin masuk Palestina harus dengan izin Israel. Israel tidak mengizinkan menteri dari negara Barat atau negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan mereka masuk ke Palestina tanpa juga mengunjungi Israel.

Toh, pelantikan Maha Abu Shusheh sebagai Konsul Kehormatan Indonesia untuk Palestina tetap jadi dilakukan pada Ahad ini. Memang, lokasinya bukan di Ramallah, tapi di Keduataan Besar Republik Indonesia untuk Yordania, di Amman.

Maha Abu Shusheh datang ke Amman bersama Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al Maliki. Retno pun sempat mengadakan pembicaraan dengan Maliki.

Dalam foto-foto yang diunggah di akun Twitter Kementerian Luar Negeri Indonesia tampak antara lain Menteri Retno menyerahkan sebundel dokumen kepada Maha Abu Shusheh. Maha mengenakan blazer merah dan celana panjang hitam. Selain Maliki, upacara pelantikan juga disaksikan Duta Besar Indonesia untuk Yordania Teguh Wardoyo serta Ketua Komisi Pertahanan dan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat Mahfudz Siddik. [PUR]