Sekarang mari menunduk ke bawah tanah: modular geothermal, si anak kandung bumi yang pemalu tapi setia. Panas bumi sebenarnya bukan hal baru. Kita sudah tahu gunung berapi bisa memanaskan air jadi uap dan menggerakkan turbin.

Tapi teknologi modular geothermal membawa ide baru. Ia bukan lagi proyek raksasa dengan biaya miliaran, tapi pembangkit kecil yang bisa dipasang di mana saja, bahkan di halaman belakang pabrik atau kampung.

Bayangkan kalau setiap kota kecil punya “sumur panas bumi” mini yang bisa menyuplai listrik tanpa asap, tanpa batu bara, tanpa PLTU. Energi tak lagi datang dari jauh, tapi dari tanah di bawah kaki sendiri. Tak perlu tunggu izin proyek raksasa; cukup butuh kemauan politik dan keberanian teknis.

Islandia sudah hidup dengan listrik dari bumi sejak lama. Kenya kini menjadi pelopor panas bumi di Afrika. Dan di Indonesia — negeri seribu gunung api — potensi panas bumi kita seolah menunggu dengan sabar sambil mendengus asap: “Kapan kalian sadar aku ini bukan ancaman, tapi karunia?”