Koran Sulindo – Mayoritas peluru kendali yang ditembakkan oleh AS, Inggris dan Prancis berhasil dirontokkan oleh sistem pertahanan udara Suriah.

Kementerian Pertahanan Rusia menyebut unit-unit pertahanan udara Rusia tidak terlibat dalan pencegahan itu.

Jet-jet tempur dan kapal perang AS dan sekutunya meluncurkan lebih dari 100 rudal jelajah yang mengincar berbagai fasilitas sipil dan militer Suriah.

Selain dilakukan oleh kapal-kapal perang AS di Laut Merah, serangan juga dilancarkan oleh pesawat pembom taktis seperi B-Lancer yang berpangkalan al-Tanf di Homs.

Sumber-sumber di militer Suriah menyebutkan Rusia memperingatkan mereka sebelum serangan udara, sekaligus mengevakuasi semua instalasi militer.

Menurut Reuters, pertahanan udara mereka berhasil menembak jatuh lebih dari sepertiga dari rudal Sekutu- tingkat keberhasilan yang jauh lebih baik dibanding serangan ke Pangkalan Udara Shayrat tahun 2017, ketika hampir semua 59 rudal Tomahawk AS mengenai target.

Di antara sasaran yang menjadi target serangan adalah Bandara Udara Al-Dumayr 40 km sebelah timur laut Damaskus.

Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut bandara itu dihujani oleh 12 rudal yang semuannya bisa dirontokkan sistem pertahanan rudal Suriah.

Baca juga:

Menurut Staf Operasi Utama Rusia Sergey Rudskoy secara keseluruhan AS, Inggris, dan Prancis menembakkan setidaknya 103 rudal ke Suriah , 71 dari rudal-rudal itu berhasil ditembak jatuh oleh pasukan Suriah.

“Sistem pertahanan udara Suriah yang terdiri dari  S-125, sistem pertahanan udara S-200, dan unit-unit Buk serta Kvadrat digunakan dalam menangkis serangan rudal itu,” kata Rudskoy.

Ia menyebut keberhasilan tentara Suriah menangkis serangan AS di Suriah merupakan prestasi tersendiri. Selain itu, untuk memperkuat sistem pertahanan mereka, Moskow tengah mempertimbangkan untuk mengirim sistem pertahanan udara S-300 ke Suriah.

Ia juga mengklaim sejauh ini serangan Sekutu tak satupun menyasar daerah yang menjadi zona pertahanan udara Rusia yang melindungi fasilitas di pangkalan laut mereka di Tartus dan Pangkalan Udara Khmeimim.

“Tidak ada rudal yang mengincar salah satu wilayah di bawah tanggung jawab sistem pertahanan udara Rusia di Tartus dan Khmeimime,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

AS, Inggris dan Prancis meluncurkan serangan terhadap Suriah sebagai respon atas dugaan serangan kimia di Douma, 10 kilometer dari Damaskus.

Serangan dilakukan sebelum tim penyelidik dari Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) dijadwalkan mencapai Douma dan bertugas menentukan apakah serangan kimia itu memang benar-benar terjadi.

Menanggapi serangan pada Suriah tersebut, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menegaskan bahwa semua negara wajib ‘bertindak konsisten’ sesuai dengan Piagam PBB.

“Ada kewajiban ketika berurusan dengan masalah perdamaian dan keamanan dan bertindak secara konsisten sesuai Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dengan hukum internasional pada umumnya.”(TGU)