Sulindomedia – Orang Indonesia yang besar pada dekade 1970-an hampir bisa dipastikan mengenal nama JS Badudu atau lengkapnya Jusuf Sjarif Badudu. Karena, namanya begitu populer ketika beliau membawakan acara Pembinaan Bahasa Indonesia di TVRI Pusat Jakarta.

Pada Sabtu malam (12/3/2016) sekitar pukul 22.10 WIB, Guru Besar Lingustik Universitas Padjadjaran Bandung itu mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, setelah dirawat selama dua hari karena stroke. Beliau wafat dalam usian 89 tahun. Demikian berita duku ini disampaikan cucunya, Ananda Badudu, lewat akun Twitter dan Instagram-nya.

Seperti dikutip dari Wikipedia, JS Badudu lahir di Gorontalo pada  19 Maret 1926. Dalam usia tiga belas tahun (1939), Badudu manamatkan sekolah rakyat di Ampana, Sulawesi Tengah. Kemudian, ia mengikuti kursus Volksonderwijser/CVO di Luwuk, Sulawesi Tengah (1941). Tahun 1949, ia menyelesaikan pendidikan Normaal School (sekolah guru) di Tentena, Sulawesi Tengah.

Badudu melanjutkan sekolah di KweekschooI/SGA, Makassar, Sulawesi Selatan dan tamat pada tahun 1951. Tahun 1955, ia menyelesaikan pendidikan B.1 Bahasa Indonesia di Bandung dan menyelesaikan pendidikan S1-nya di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, Bandung (1963). Tahun 1971-1973, Badudu melanjutkan pendidikan pada postgraduate linguistics di Leidse Rijksuniversiteit Leiden, Belanda. Tahun 1975, ia memperoleh gelar doktor ilmu sastra dengan pengkhususan linguistik di Universitas Indonesia, Jakarta, melalui disertasi yang berjudul “Morfologi Kata Kerja Bahasa Gorontalo”.

Pakar bahasa ini juga telah menghasilkan banyak buku dan kamus. Beberapa di antaranya adalah Pelik-Pelik Bahasa Indonesia, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar, dan Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia.

Selamat jalan, Pak Badudu. Budi baik terkenang jua…. [PUR]