Mahfud MD
Mahfud MD

Koran Sulindo – Pemilihan Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presiden pendamping Joko Widodo diputuskan pada menit-menit terakhir sebelum dideklarasikan oleh Jokowi.

Sebelumnya nama Mahfud Md sudah dikantongi Jokowi dan digadang-gadang menjadi calon pendampingnya.

Nama Mahfud Md diganti pada menit-menit terakhir. Bahkan, pidato deklarasi bahkan baru diubah jam lima sore, hanya beberapa saat menjelang pengumuman.

Sumber di lingkaran dekat Istana menyebutkan semula Mahfud sudah jauh-jauh hari digadang-gadang untuk mendampingi Jokowi. Pilihan tersebut juga mendapat lampu hijau dari elit PDIP.

Penunjukkan Mahfud justru ditolak oleh PKB. Beberapa elit di partai itu bahkan menyebut Mahfud tak pernah menjadi warga nahdliyin. Penolakan Mahfud pada akhirnya merembet ke NU.

Tak hanya PKB dan NU, belakangan PPP juga menyuarakan penolakan serupa. Penolakan itulah yang sempat membuat petinggi PDIP geram dan sempat mempersilahkan kedua partai itu jika memang berniat keluar dari koalisi dan membentuk poros ketiga.

Sampai titik ini Jokowi tetap ngotot mempertahankan nama Mahfud Md sebagai bakal calon wapresnya.

Jokowi baru memikirkan dengan serius ketika elit Partai Golkar juga menyuarakan penolakan serupa. Penolakan itu kabarnya diputuskan setelah elit partai itu meminta pertimbangan kepada JK.

Dikeroyok PKB, PPP dan Golkar, Jokowi dan PDIP harus berkompromi sementara di sisi lain muncul nama Maruf Amin sebagai alternatif menggantikan Mahfud Md.

Konstelasi ini  menjelaskan mengapa Jokowi menemui JK pada Kamis pagi. Di hari pengumuman deklarasi tersebut perkembangan siapa yang menjadi cawapres Jokowi berlangusng dari menit ke menit.

Mahfud Md sendiri mengaku diminta secara resmi jadi cawapres pendamping Jokowi. Ia bahkan diminta stand by dan mengirim CV sekaligus mengukur kemeja putih.

Selain menyatakan kesediaan Mahfud juga menyebut tiga alasan mengapa bersedia mendampingi Jokowi.

“Pertama tentu panggilan sejarah ya, saya kan aktivis juga, pengin juga ada di medan perjuangan. Kedua, tentu kepercayaan Pak Jokowi kepada saya, kalau memilih saya tentu kan percaya kepada saya. Ketiga, elektabilitas Pak Jokowi untuk menang itu sangat bisa,” kata Mahfud.

Begitu juga ketika sembilang ketua umum partai koalisi menggelar rapat di Restoran Plataran Menteng untuk mengumumkan cawapres yang bakal diusung, Mahfud Md juga melenggang ke daerah Menteng menungggu di suatu tempat.

Belakangan ketika Sekjen DPP PKB Abdul Kadir Karding tiba-tiba memposting tulisan dan gambar yang menyebut Jokowi memilih Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin sebagai Cawapres.

“Rapat antara pak @jokowi dan ketum2 , sekjen partai pendukung memutuskan Prof Dr Kh Ma’ruf amin sebagai calon wapres pak jokowi.”

Tak lama setelah postingan itu diunggah Karding, Jokowi bersama dan semua Ketum Parpol koalisi memberi keterangan pers yang mengumumkan niat Jokowi untuk maju sebagai calon presiden.

Dia juga mengumumkan KH Ma’ruf Amin sebagai cawapres dan Mahfud terpental dari pilihan Jokowi.

Mahfud sendiri setelah pengumuman itu menyebut keputusan Jokowi merupakan realitas politik yang tak terhindarkan. Ia menjelaskan bahwa Jokowi sudah menemuinya empat mata dan kepadanya Mahfud mengatakan agar tak perlu merasa bersalah atas putusan itu.

Menurutnya, Mahfud keberlangsungan NKRI jauh lebih penting daripada nama Mahfud MD atau Ma’ruf Amin. Dan berpesan agar warga Indonesia tetap mengikuti poros-poros konstitusional yang berlaku.[TGU]