robot yang dioperasikan menggunakan kecerdasan buatan (AI), sumber: infokomputer

Penggunaan Teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan semakin meluas di berbagai sektor industri, termasuk pertanian. China, sebagai salah satu pemimpin dalam inovasi teknologi, telah mempercepat integrasi AI dalam revolusi pertanian mereka. Pemerintah China secara aktif mendukung pengembangan robot canggih berbasis AI untuk membantu petani dalam berbagai aspek pekerjaan pertanian.

Salah satu perusahaan yang mengambil peran penting dalam inovasi ini adalah Diantian Farm, yang berhasil mengembangkan 60 jenis robot AI. Robot-robot ini memiliki kemampuan luar biasa, mulai dari penanaman hingga pemanenan, dan didukung oleh otak AI yang kompleks. Keunikan lainnya adalah petani dapat mengoperasikan robot-robot ini melalui smartphone, memungkinkan mereka bekerja tanpa henti.

Kemampuan robot AI tersebut tidak hanya sebatas pada eksekusi tugas pertanian, melainkan juga kemampuan untuk membuat keputusan sendiri dalam pengelolaan tanaman. Sistem navigasi BeiDou Tiongkok memungkinkan robot ini untuk menavigasi ladang dengan efisien dan bahkan membedakan tanaman yang diinginkan dari gulma.

Penggunaan teknologi serupa juga telah merambah ke wilayah lain di Tiongkok, seperti Hanzhong, Provinsi Shaanxi. Peralatan pintar yang didukung oleh AI telah meningkatkan efisiensi dan mengurangi beban kerja petani dalam kegiatan bercocok tanam. Dengan adanya para robot AI yang bekerja tanpa perlu beristirahat, pekerjaan manual yang melelahkan menjadi sesuatu dari masa lalu.

Teknologi artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan telah memasuki setiap lapisan industri tak terkecuali pertanian. Di Jepang, teknologi AI digunakan di bidang agraris untuk mempermudah petani di Jepang mendapatkan panen berlimpah.

Sebuah perusahaan startup di Jepang mengembangkan robot berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk membantu sektor pertanian. Inovasi itu bertujuan mempermudah petani mendapat hasil panen yang signifikan di tengah peningkatan pekerjaan dan kekurangan tenaga kerja yang signifikan.

Robot AI itu memiliki dengan empat roda lengkap dengan sensor kamera dan teknologi AI untuk membantu petani dalam memanen mentimun di Hanyu, Prefektur Saitama, Jepang timur. Robot itu memiliki kemampuan untuk membedakan mentimun yang sudah matang dan dapat dipanen dari mentimun yang belum matang.Perusahaan Takamiya Co, yang mengelola rumah kaca pertanian dan fasilitas pertanian lainnya, berkolaborasi dengan startup bernama Agrist Inc. untuk mengembangkan robot ini. Agrist menggunakan kamera dan AI untuk menentukan waktu yang tepat untuk memanen tanaman.

Peternakan Takamiya No Aisai adalah yang pertama kali menyewa mesin pemanen mentimun otomatis dari Agrist. Robot AI itu memeriksa ukuran mentimun dengan menggunakan gambar dari kamera yang terpasang, mengenali buah yang sudah matang, dan memotongnya dengan presisi.

“Awalnya kami takut robot itu akan memotong batang mentimun, tapi robot itu bergerak dengan akurat. Kami berharap banyak dari robot ini karena pasokan tenaga kerja sangat terbatas,” kata kata Takeshi Yoshida, kepala pertanian bernama Takamiya No Aisai seperti dilansir Japan Today.

Selain itu, startup lain dari Jepang, Inaho Inc., yang berfokus di bidang pertanian di Kamakura, Prefektur Kanagawa, telah menyewakan robot AI ke peternakan di Belanda. Robot dari Inaho mampu secara otomatis memetik tomat ceri yang berdekatan dengan daun dan batang, mengurangi biaya pengembangan untuk robot yang mampu menangani seluruh proses panen yang kompleks.

Para perusahaan dan startup ini berharap bahwa adopsi teknologi AI dalam pertanian akan terus berkembang di masa depan. Melalui inovasi ini, mereka tidak hanya meningkatkan efisiensi pertanian, tetapi juga mengatasi tantangan kekurangan tenaga kerja dan meningkatkan hasil panen secara signifikan. Revolusi pertanian berbasis AI telah menjadi tonggak penting dalam memajukan sektor pertanian global ke arah yang lebih berkelanjutan dan efisien. [UN]