Reaksi negatif terhadap kebijakan tarif Trump berdatangan dari negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. (Sumber: Pexels)
Reaksi negatif terhadap kebijakan tarif Trump berdatangan dari negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. (Sumber: Pexels)

Jakarta – Negara-negara di dunia mengecam keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menetapkan kebijakan tarif terhadap barang impor pada Selasa (03/04/2025).

Mengutip dari The Guardian, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyebut tarif Trump “salah secara fundamental”. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pemberlakuan tarif itu “brutal dan tidak berdasar”. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez menyebut tarif tersebut “bertentangan dengan kepentingan jutaan orang, di kedua sisi Atlantik”.

Perdana Menteri Vietnam menangapi pengumuman tarif Trump dengan memerintahkan pembentukan “tim respon cepat” dan mengatakan wakil perdana menteri Ho Duc Phoc akan pergi ke AS untuk “kunjungan kerja”.

China mengumumkan tarif pembalasan sebesar 34% terhadap impor AS. Ini menandakan eskalasi besar perang dagang yang dipicu oleh Donald Trump dan memicu ketakutan akan resesi global.

Melansir dari Time, PM Australia Anthony Albanese mengatakan tarif Trump “tidak memiliki dasar logika dan bertentangan dengan dasar” aliansi diplomatik antara Australia dan AS.

Brasil meloloskan undang-undang timbal balik, yang memungkinkannya untuk membalas tarif yang dikenakan pada barang-barang Brasil oleh negara atau blok perdagangan mana pun.

Presiden Kolombia Gustavo Petro menulis di X, “Hari ini, neoliberalisme, yang menyatakan kebijakan perdagangan bebas di seluruh dunia, sudah mati. … Pemerintah AS sekarang percaya bahwa dengan menaikkan tarif impor secara umum, mereka dapat meningkatkan produksi, kekayaan, dan lapangan kerja mereka sendiri; menurut pendapat saya, ini mungkin kesalahan besar”.

Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan pengumuman tarif Trump merupakan pukulan telak bagi ekonomi dunia. Ia sangat menyesalkan pilihan ini dan menyebut ekonomi global akan sangat menderita.

“Konsekuensinya akan mengerikan bagi jutaan orang di seluruh dunia. Juga bagi negara-negara yang paling rentan, yang sekarang dikenakan beberapa tarif AS tertinggi,” katanya,

BBC melaporkan lebih dari 50 negara dan wilayah telah menghubungi Washington untuk melakukan pembicaraan perdagangan sejak pengumuman tarif Trump.

India telah mengindikasikan bahwa mereka tidak akan mengumumkan tarif timbal balik (reciprocal tariffs). Mereka berniat memangkas tarif pada lebih dari setengah impor AS untuk melindungi ekspor India.

Presiden Taiwan William Lai telah menawarkan tarif nol sebagai dasar untuk pembicaraan dengan AS. Ia menambahkan bahwa negaranya berencana memperluas pembelian barang-barang Amerika, termasuk peralatan pertanian, industri, dan pertahanan.

Ketua Partai Komunis Vietnam To Lam adalah salah satu pemimpin pertama yang berbicara dengan Trump setelah serangkaian tarif. Ia dilaporkan meminta Trump untuk menunda penerapan biaya sebelum kedua negara dapat mencapai kesepakatan.

PM Israel Benjamin Netanyahu diperkirakan akan terbang ke AS pada Senin (07/04/2025) untuk membahas tarif dengan Trump, di antara isu-isu lainnya.

Reaksi Indonesia

Melansir dari BBC, Indonesia terkena tarif timbal balik sebesar 32% karena besarnya defisit AS ke Indonesia. Pemerintah menyadari dampak signifikan dari kebijakan Trump itu terhadap daya saing ekspor Indonesia ke AS.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa Sastraatmaja, menyebut kebijakan tarif Trump akan meningkatlan penurunan demand dan oversupply pakaian. Ia khawatir Indonesia akan menjadi tujuan dari negara-negara yang kelebihan pasokan tekstil, seperti China, Bangladesh, dan Vietnam.

Kelebihan produksi tekstil di pasar Indonesia berpotensi menekan industri dalam negeri dan industri kecil-menengah (IKM).

Selain itu, kebijakan tarif juga berpotensi meningkatkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) dan meningkatkan kemiskinan di Indonesia. Guru besar ekonomi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Didin S. Damanhuri mengatakan tarif timbal balik Trump akan melemahkan nilai tukar rupiah.

CNBC Indonesia mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah menyentuh level Rp17.000 pada Minggu (06/04/2025). Menanggapi hal ini, BI berkomitmen untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. [BP]