Jakarta – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuding wakil presiden AS JD Vance membenarkan tindakan Vladimir Putin dalam perang di Ukraina. Hal itu ia ungkapkan saat berbicara kepada program berita AS, 60 Minutes, pada (13/04/2025).
“Tampaknya bagi saya Wakil Presiden entah bagaimana membenarkan tindakan Putin,” katanya, dikutip dari terjemahan yang disediakan CBS News.
“Saya mencoba menjelaskan, ‘Anda tidak bisa mencari titik tengah. Ada agresor dan ada korban. Rusia adalah agresor, dan kami adalah korban’,” tambahnya.
Ketika ditanya pendapatnya tentang Trump yang menyebutnya sebagai diktator dan Ukraina yang memulai perang, Zelenskyy berkata, “Sayangnya, saya yakin bahwa narasi Rusia berlaku di AS. Bagaimana mungkin kita bisa menyaksikan kerugian dan penderitaan kita, memahami apa yang dilakukan Rusia, dan tetap percaya bahwa mereka bukanlah agresor, bahwa mereka tidak memulai perang ini?”
“Ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh kebijakan informasi Rusia terhadap Amerika, terhadap politik AS, dan politisi AS”.
Pada 19 Februari lalu, Trump menyebut Zelenskyy “Seorang diktator tanpa pemilu”. Ia juga menyarankan agar “Zelenskyy sebaiknya bergerak cepat atau dia tidak akan punya negara lagi”.
“Pertama dan terutama, kami tidak melancarkan serangan [untuk memulai perang],” Zelenskyy menegaskan.
Kemudian dalam wawancara berdurasi satu jam tersebut, Zelenskyy mengundang Trump untuk berkunjung ke Ukraina dan menyaksikan apa yang terjadi sebelum membuat keputusan atau negosiasi apapun.
“Kami ingin Anda datang, dan menurut saya, datanglah dan lihat … sebelum mengambil keputusan apa pun, sebelum melakukan negosiasi apa pun, datanglah untuk melihat orang-orang, warga sipil, prajurit, rumah sakit, gereja, anak-anak yang hancur atau tewas. Datanglah, lihat, dan kemudian mari kita bergerak dengan rencana bagaimana mengakhiri perang,” pintanya dalam bahasa Inggris.
Permohonan itu berkaitan dengan percakapan bersama JD Vance dalam pertemuan panas di Ruang Oval di Gedung Putih pada 28 Februari lalu.
Pada hari itu, Zelenskyy bertanya apakah wakil presiden AS tersebut pernah pergi ke Ukraina dan melihat masalah yang dihadapi warganya.
JD Vance menjawab dengan berkata bahwa dia telah menyaksikan dan melihat cerita-cerita tentang perang di Ukraina. Menurutnya, Zelenskyy membawa orang-orang ke negaranya untuk tur propaganda.
Pada hari Senin (14/04/2025), Zelenskyy mengutuk serangan rudal Rusia di Sumy, sebuah kota yang dekat dengan perbatasan Rusia. Serangan itu bertepatan dengan Minggu Palma, menewaskan 34 orang dan melukai 117 lainnya. [BP]