Bahasa adalah cermin peradaban. Di antara ribuan bahasa yang berkembang di dunia, bahasa Inggris menempati posisi istimewa sebagai salah satu bahasa internasional paling berpengaruh dalam bidang pendidikan, teknologi, diplomasi, hingga hiburan. Namun, di balik kedudukannya yang kini mendunia, bahasa Inggris memiliki jejak sejarah yang panjang dan berliku.
Peringatan Hari Bahasa Inggris Internasional setiap 23 April bukan hanya ajang seremonial, melainkan juga momen reflektif untuk menyadari bagaimana bahasa ini terbentuk, menyebar, dan akhirnya menjadi salah satu jembatan utama komunikasi global. Mengapa tanggal ini begitu penting? Bagaimana bahasa Inggris berkembang dari akar Jermanik kuno hingga menjadi bahasa yang digunakan lebih dari satu miliar orang di dunia?
Artikel berikut mengajak kita menyelami perjalanan sejarah bahasa Inggris, memahami signifikansinya di era modern, serta menilik bagaimana keberadaan bahasa ini turut membentuk wajah dunia global saat ini.
Melansir laman National Today, setiap tanggal 23 April, masyarakat global memperingati Hari Bahasa Inggris Internasional, sebuah momen penting yang didedikasikan untuk mengenang sejarah panjang bahasa Inggris sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberagaman bahasa dan budaya. Penetapan ini merupakan bagian dari inisiatif Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang juga merayakan bahasa Arab, Mandarin, Prancis, Rusia, dan Spanyol, dalam upaya untuk menjunjung tinggi multibahasa dan toleransi antarbudaya.
Di berbagai belahan dunia, perayaan ini dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari kegiatan membaca karya sastra, menonton film berbahasa Inggris, hingga kompetisi kuis kebahasaan. Semua ini bertujuan untuk mendekatkan masyarakat dengan bahasa yang kini menjadi lingua franca global, terutama dalam diplomasi, pendidikan, dan teknologi.
Jejak Sejarah
Bahasa Inggris memiliki akar yang dalam dan kompleks. Sejarahnya dimulai pada abad ke-5 Masehi ketika tiga suku Jermanik Angles, Saxon, dan Jutes menyerbu wilayah Inggris. Mereka datang dari wilayah yang kini dikenal sebagai Denmark dan Jerman utara. Saat itu, penduduk lokal menggunakan bahasa Celtic, namun kedatangan para penyerbu menggeser posisi bahasa tersebut dan memaksa sebagian besar penduduk asli bermigrasi ke wilayah barat dan utara seperti Wales dan Skotlandia.
Hasil dari proses akulturasi ini adalah lahirnya Bahasa Inggris Kuno, yang berkembang antara tahun 450 hingga 1100 M. Namun, periode ini berakhir setelah invasi oleh William Sang Penakluk dari Normandia pada tahun 1066. Sejak saat itu, terjadi pembagian bahasa: kaum aristokrat menggunakan bahasa Prancis, sedangkan rakyat jelata tetap menggunakan bahasa Inggris. Pertemuan dua bahasa ini melahirkan Bahasa Inggris Pertengahan, yang menjadi landasan bagi perkembangan selanjutnya.
Memasuki abad ke-16, Bahasa Inggris kembali mengalami transformasi besar melalui fenomena linguistik yang dikenal sebagai Pergeseran Vokal Besar. Proses ini mengubah cara pengucapan huruf vokal menjadi lebih pendek dan cepat. Ditambah dengan penemuan mesin cetak, bahasa Inggris mulai terdokumentasi secara luas, termasuk melalui penerbitan kamus pertama pada tahun 1604.
Dua faktor besar yang memperkaya kosakata Bahasa Inggris adalah Revolusi Industri dan ekspansi Kekaisaran Inggris. Kebutuhan untuk menamai inovasi baru mendorong penciptaan dan adopsi kata-kata teknis, sementara interaksi lintas budaya dari berbagai koloni memperkenalkan banyak kata asing ke dalam bahasa Inggris.
Kini, bahasa Inggris tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai jembatan global untuk pertukaran ide, budaya, dan pengetahuan. Dari pidato kenegaraan hingga aplikasi ponsel cerdas, pengaruh bahasa ini merambah ke setiap aspek kehidupan modern.
Dengan memperingati Hari Bahasa Inggris Internasional, kita diingatkan bahwa bahasa bukan hanya alat komunikasi, melainkan juga warisan budaya yang hidup dan terus berkembang. Memahami sejarahnya adalah langkah awal untuk mengapresiasi keberagaman bahasa di dunia, serta memperkuat semangat inklusivitas di tengah globalisasi. [UN]