Koran Sulindo – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti beberapa kali menyeka air mata saat penganugerahan doktor honoris causa dari Universitas Diponegoro Semarang, hari ini.
Saat menyaksikan video profilnya di sela pengukuhan doktor kehormatan yang berlangsung di Auditorium Undip, Semarang, Sabtu (3/12), Susi terlihat mengusap air matanya.
Ketika hampir selesai menyampaikan pidato, perempuan kelahiran Pangandaran, 15 Januari 1965 itu beberapa kali menitikkan air mata saat menyampaikan ucapan terima kasih.
Pidato Susi itu berjudul “Pemberantasan Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing: Menegakkan Kedaulatan dan Menjaga Keberlanjutan Untuk Kesejahteraan Bangsa”.
Kinerja
Kinerja Susi dinilai memberikan banyak kisah inspiratif dan prestasi. Susi yang hanya lulusan SMP itu mendapat gelar doktor honoris causa dari Universitas Diponegoro, hari ini.
Menteri Susi mengatakan akan menggunakan gelarnya untuk lebih menjaga integritas dalam kinerjanya.
“Saya tersanjung dan terharu atas anugrah ini. Semoga menjadikan saya lebih amanah dalam bekerja. Bisa memberikan inspirasi,” kata Susi, dalam gelaran konferensi pers di Semarang, Jumat (2/12).
Susi berpesan, pendidikan tanpa kerja keras tidak berarti apa-apa.
“Seandainya anda tidak selesaikan sekolah anda, bekerjalah dengan kredibilitas dan integritas agar menjadikan kita terhormat,” kata Susi.
Sementara itu Rektor Universitas Diponegoro Yos Johan mengatakan gelar doctor honoris causa merupakan penghargaan kepada putra putri yang berjasa pada bangsa dan negara melalui pemikiran dan tindakan nyata.
“Universitas Diponegoro Semarang, telah melakukan penilaian secara akademik kepada Menteri Susi Pudjiastuti dengan teknik pengamatan tanpa disadari oleh Menteri Susi sendiri”, kata Yos.
Metode pengamatan penilaian dengan sangat runtut. Dimulai dari cara pikir Susi dan caranya bertindak.
“Selain dari pribadinya, kami juga menilai dari cara membuat kebijakan. Pemikiran cerdas juga dituangkan dalam tiga pilar Kementerian Kelautan dan Perikanan yakni Kedaulatan, Keberlanjutan dan Kesejahteraan”, ujarnya.
Dari sisi politik, Menteri Susi juga berkoneksi secara internasional untuk menyatukan satu pemikiran bahwa Illegal Fishing adalah permasalahan bersama yang dihadapi oleh negara-negara di dunia.
“Dari Ibu Susi kami juga melihat adanya konsistensi, terbukti dari adanya peningkatan di sektor kelautan dan perikanan,” kata Yos.
Kemampuan intelektual Menteri Susi diakui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) merupakan level tertinggi.
“Beliau memang tidak lulus SMA, tapi dari BNSP beliau diakui mendapat rangking 9 yang merupakan level tertinggi. Mendapatkan level ini tidak mudah”, kata Jos. [Antara/kkp.go.id/DAS]