Koran Sulindo – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, membantah kawasan Istana Kepresidenan Jakarta kebanjiran.
“Bukan banjir, air yang mau masuk ke drainase. Di sini kan saya taruh 2 pompa, jadi aman,” kata Basuki, di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Sebelumnya Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengonfirmasi bahwa istana banjir. Pramono menunjukkan foto dan video petugas Istana membersihkan genangan air di sejumlah lokasi di komplek Istana Kepresidenan. Foto tersebut menunjukkan halaman depan Masjid Baiturrahim yang berada di sisi sebelah kanan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, terendam air.
Istana Kepresidenan sebelumnya pernah juga kebanjiran pada 2013 dengan ketinggian air sekitar 30 cm di sekitar Wisma Negara, yang berada di antara Istana Merdeka dengan Istana Negara. Pada 2015, komplek Istana Kepresidenan kebanjiran lagi.
Banjir kembali menggenangi sejumlah wilayah di Jakartasetelah hujan deras sejak Senin (24/2) malam hingga Selasa (25/2) siang.
Basuki mengatakan pemerintah pusat sudah memberikan sejumlah pompa kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Pompa-pompa yang sebelum ini terkait jalan nasional kita serahkan semua, pada saat Gubernur Anies ini kita serahkan agar beliau bisa di’manage’ di satu tangan. Pompa dari APBN ada 104 sistem pompa, Pluit, Ancol, Melati, Karet, semua APBN kita serahkan supaya dikelola mereka, kita mau bangun lagi di Kali Item gak masalah,” kata Basuki.
Banjir yang terus terjadi selama dua bulan terakhir ini karena sistem drainase.
“Kalau menurut saya banjir Jakarta sekarang ini yang tadi pagi kondisi sungainya yang status Siaga 2 di Manggarai dan Karet yang lainnya masih 4 dan 3. Kesimpulannya kapasitas drainasenya yang lebih kecil dari volume air dan kapasitas hujannya,” katanya.
Untuk mengurangi besaran air yang masuk ke drainase Jakarta, PUPR menyiapkan skenario di Kali Sentiong.
“Kami membuat pompa di hilir pompa Ancol di Kali Sentiong karena sekarang ‘open’ makanya kalau pasang, Kali Item banjir. Sekarang sudah tender dan mau dibikin pintu kalau air laut pasang tidak bisa lagi masuk,” katanya.
Biaya konstruksi pompa itu sekitar Rp 500 miliar.
“Tapi saya kira yang perlu kita sentuh sekarang drainase minimal harus dibersihkan semua,” kata Basuki.
Berdasarkan data Dinas SDA DKI Jakarta di Pos Pantau Manggarai, ketinggian air di Pintu Air Karet masih setinggi 690 sentimeter dengan status Siaga 1. Sedangkan untuk kondisi Pintu Air Manggarai hingga saat ini Pos Pantau Manggarai mencatat ketinggian air masih 915 sentimeter atau berstatus Siaga 2.
Pompa Waduk Pluit
Dinas Pekerjaan Umum (PU) bidang Tata Air Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan banjir yang terjadi di Istana karena kurangnya daya listrik untuk mengoperasikan pompa di Waduk Pluit.
“Banjir di depan istana yang terjadi sekitar jam 11 karena beberapa hal pertama air laut pasang yang menyebabkan rob, jadi air terhambat dan saat bersamaan Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga melakukan pemadaman,” kata Kepala Dinas PU bidang Tata Air, Agus Priyono, di Balai Kota, Selasa (25/2/2020).
Sementara daya yang dihasilkan generator set (Genset) tidak mencukupi.
“Di Waduk Pluit dari 10 pompa… hanya 4 pompa. Akibatnya genangan tidak bisa langsung dipompa ke laut jadinya Abdul Muis meluap,” kata Agus. [sulindox@gmail.com]