Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Titiek Soeharto.

Koran Sulindo – Menjadi kemunduran demokrasi jika kemenangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno justru kembali melanjutkan program Soeharto dengan otoritarian ala Orde Baru.

Penolakan tersebut disampakan juru bicara Tim Sukses Jokwi-Ma’ruf, Arya Sinulingga mengomentari peryataan Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Titiek Soeharto.

“Kita waktu reformasi mengoreksi apa yang dilakukan Pak Harto baik dari sisi demokrasi, ekonomi, sosial, budaya, toleransi, dan sebagainya itu. Ini seperti mundur lagi ke belakang dari demokrasi,” kata Arya di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta, Kamis (15/11).

Menurut Arya, kembali menjalankan pemerintah seperti era Orde Baru bakal berbahaya dan benar-benar mengancam demokrasi termasuk bagaimana Islam kemudian direpresi begitu kuat.

Selain soal demokrasi, model ekonomi yang diusung Orde Baru juga berujung pada bangkrutnya Indonesia sehingga mau tak mau akhirnya tunduk pada kebijakan Dana Moneter Internasional atau IMF.

Selain Arya, nostalgia Titiek Soeharto juga dikritik Ketua DPP Partai NasDem Irma Chaniago. Menurutnya, di era Soeharto dengan Sumber Daya Alam yang melimpah justru dikuras dan diserahkan bulat-bulat kepada asing.

“Sumber daya alam kita habis tanpa ada pikiran untuk mencari pengganti agar SDA kita tidak terus terkuras,” kata dia.

Hal itu menurut Irma menjadi akar permasalahan bangsa bahkan hingga saat ini. Irma juga mengingatkan berapa banyak juga kroni-kroni Soeharto yang menggerogoti SDA dengan menyuburkan kolusi, korupsi dan nepotisme.

“Satu lagi mungkin yang harus digarisbawahi, anak-anak Pak Harto itu bukan Soeharto. Bapak nya bagus belum tentu anaknya, apa lagi cuma menantunya.”

Sebelumnya, mengulas janji Jokowi-JK saat kampanye 2014, Titiek Soeharto memamerkan swasembada pangan yang berhasil dicapai Orde Baru.

Dalam temu relawan lintas ormas pendukung Prabowo-Sandiaga Uno di Cilegon, Banten,Titiek mengungkit zaman Orde Baru yang pernah swasembada pangan dan mendapat penghargaan internasional.

Pencapaian dan keberhasilan Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto disebut akan kembali tercapai jika Prabowo Subianto terpilih menjadi presiden. “Kita dulu pernah swasembada zamannya Pak Harto dan diberi penghargaan oleh internasional,” kata Titiek.

Lebih lanjut ia meminta relawan agar tak segan segan mengampanyekan

jika terpilih sebagai presiden Prabowo bakal meneruskan program-program yang berhasil dicapai Soeharto.

“Sebenarnya kita bisa swasembada asal mau, jadi kita berkampanye bahwa kita akan meneruskan program Pak Harto yang berhasil untuk menyejahterakan rakyat,” kata dia.

Titiek juga meyakini keberhasilan Orde Baru akan dicapai kembali jika mantan suaminya itu terpilih sebagai presiden.

“Jadi kita jangan segan-segan untuk menyampaikan keberhasilan yang pernah dicapai Orde Baru akan kita capai kembali,” kata dia.

Tak cukup dengan memuji-muji bekas suaminya, Titiek mempersoalkan janji Jokowi-JK untuk swasembada padi, jagung, dan kedelai namun gagal ditepati.

“Bayangkan kita negara yang kaya raya diberi tanah yang subur oleh Allah apa saja bisa tumbuh ini malah beras, jagung, cabe aja impor kemudian garam impor, cangkul aja impor orang Banten,” kata Titiek.

Lebih lanjut, Titiek menyinggung janji Jokowi yang tak ditepati. “Jadi kalau ada orang janji terus nggak ditepati namanya apa?” kata Titiek bertanya kepada hadirin.

Tentu saja pertanyaan itu sontak dijawab relawan Prabowo-Sandi dengan kompak “Bohong!”. Jawaban tersebut langsung ditimpali Titiek dengan celetukan, “Bohong kok minta dipilih dua kali,” kata dia.[TGU]