Koran Sulindo – Tidak mudah menafsirkan kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence ke Indonesia pada pekan depan. Apalagi kedua negara yang sama-sama mengklaim sebagai negara demokrasi itu sedang dilanda ketegangan selepas sengketa Freeport dan sebelumnya pemerintah juga memutus kontrak dengan JP Morgan karena hasil risetnya.
Sebagian kalangan beranggapan kunjungan Pence pada 20 hingga 22 April nanti sebagai momentum yang tepat untuk membahas perekonomian kedua negara. Sorotan utamanya adalah kebijakan Presiden Donald Trump yang menerapkan proteksionisme perdagangan. Isu itu dianggap penting dibahas bersama dengan Pence.
Indonesia sebagai negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia juga khawatir dengan kebijakan Trump mengenai para pendatang dari negara-negara Islam. Sejak Trump menjadi presiden banyak perubahan yang dilakukannya dengan slogan “America First”. Padahal, menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, Indonesia tidak pernah berubah terhadap AS.
“Apa maksudnya dengan ‘America First’? Saya juga bisa bilang ‘Indonesia First’ jika Trump mengatakan itu,” kata Kalla seperti dikutip Bangkok Post pada 14 April lalu.
Trump sebelumnya juga menuduh Indonesia sebagai salah satu negara dari 16 negara yang acap berlaku curang dalam perdagangan bilateral. Ia karena itu memerintahkan jajarannya untuk menyelidiki tentang dugaan kecurangan itu selama 90 hari ke depan.
Sikap Trump itu tidak akan membuat kerja sama kedua negara menjadi mudah. Apalagi kecenderungan kebijakan ekonomi Trump yang bersikap proteksionisme sehingga menyebabkan anjloknya harga komoditas yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi.
Seorang sumber Bangkok Post yang merupakan pejabat senior Indonesia mengatakan, pihak Indonesia juga berkeras atas sikap Trump itu ditambah lagi negara ini menjadi salah satu yang akan diselidiki atas dugaan kecurangan perdagangan. Sikap keras pemerintah disebut memicu perselisihan dengan berbagai perusahaan AS seperti Google, Freeport dan JP Morgan.
Indonesia telah berselisih dengan Google karena perusahaan tersebut enggan membayar pajak. Kemudian, dengan Freeport berkaitan dengan Kontrak Karya. Sementara dengan JP Morgan berkaitan dengan hasil risetnya pada November tahun lalu tidak sejalan dengan pemerintah sehingga kontraknya diakhiri.
Sedangkan, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani mengatakan, kunjungan Pence ke Indonesia menjadi gambaran bahwa negara ini penting untuk AS. Dengan demikian, itu bisa menjadi tanda bahwa hubungan kedua negara bisa menjadi kerja sama di masa mendatang.
Kalangan dunia usaha Indonesia menganggap penjelasan atas kebijakan-kebijakan pemerintah AS selama ini menjadi penting. Itu untuk menciptakan perdagangan yang adil antara kedua negara. Terlebih selama ini neraca perdagangan Indonesia masih surplus sekitar US$ 8 miliar. [KRG]