Koran Sulindo – Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyarankan pemerintah perlu merencanakan ulang program bantuan sosial agar efektif mendorong belanja masyarakat.
Pasalnya, kebijakan, implementasi, dan penyerapan anggaran dari berbagai program bantuan sosial yang telah digagas pemerintah masih belum cukup efektif.
“Di kuartal kedua 2021 pertumbuhan 7 persen, sementara konsumsi hanya 5 persen. Ini rendah. Harusnya juga minimal 7 persen,” kata Tauhid kepada wartawan, Senin (16/8).
Karena bagaimana pun, lanjutnya, konsumsi masyarakat masih memegang peranan utama untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Presiden Jokowi: Asumsi Makro RAPBN 2022, ini Rinciannya
Berbeda dengan program reformasi struktural dan investasi. Sektor ini, kata Tauhid, belum akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi 2022.
“Secara konseptual, itu bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, tapi itu konsepnya long term. Negara dengan penduduk besar, basisnya konsumsi,” jelas Tauhid.
Tauhid berharap pemerintah tidak gamang dan bersikap optimistis dalam menetapkan target pertumbuhan ekonomi 2022, untuk memberikan kepercayaan kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi.