ilustrasi bit coin
ilustrasi bit coin /ist

Belum lama ini, tepatnya 6 April 2021 lalu, Bau Tenri Abeng (31) asal Desa Singa, Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, dilamar dengan dua keping Bitcoin (BTC) oleh rekan kerjanya asal Kabupaten Bengkalis, Riau, Raja Muhammad Hasbi (47). Saat lamaran, nilai uang digital BTC Rp 700 juta per keping. Jadi total mahar untuk mempelai wanita Bugis itu Rp 1,4 Milyar. 

Tenri mengaku meminta maskawin dengan Bitcoin karena mengetahui dari Internet harganya tiap tahun naik. Kamis 7 Oktober 2021, harga BTC yang tertera di platform bursa Indodax, nyaris tembus 800 juta per koin. Ini berarti nilai dua keping BTC milik Tenri sekarang sudah mencapai Rp 1,8 Milyar. 

Bandingkan harga BTC ketika diperkenalkan Satoshi Nakamoto awal tahun 2009. Saat itu, publik dunia hanya terkesima (belum ada harga nominalnya) dengan uang kripto Bitcoin, yang bisa menjadi instrumen untuk transaksi ekonomi.

Tidak seperti mata uang konvensional yang nilainya dipatok dengan emas atau dolar, mata uang kripto unik. Nilainya “mengayun” berdasarkan kepercayaan publik. Makin banyak publik yang percaya, makin tinggi nilainya. Selain itu, uang kripto tak bisa dipalsukan. 

Transaksi kripto juga jauh lebih aman ketimbang transaksi mata uang konvensional. Ini karena mata uang berbasis kriptografi tak bisa diretas dan dipalsukan. Pemalsuan kartu debit dan kartu kredit, misalnya, tak akan terjadi dalam transaksi crypto currencies. Belum lagi masalah transaksi atau transfer uang konvensional antar bank yang membutuhkan waktu dan biaya. Transaksi atau transfer uang kripto, berlangsung real time dan tanpa biaya. 

Pencipta Bitcoin Satoshi Nakamoto menyatakan bahwa Bitcoin adalah “a peer to peer electronic cash system” yang akan menggantikan dunia perbankan konvensional. Koran terkenal Inggris The Times, saat peluncuran Bitcoin, 3 Januari 2009, menulis — inilah “second bailout for banks.” Bank konvensional akan terlindas. 

Tulisan di The Times tersebut merupakan kritik keras atas krisis finansial tahun 2008 yang mengguncang dunia. Bitcoin sebagai mata uang elektronik merupakan reaksi atas kondisi sistem keuangan dunia itu.

Kini BTC makin populer sebagai instrumen investasi dan transaksi ekonomi. Triliuner Elon Musk, CEO Tesla Corp. menyatakan Amerika sekalipun tak mungkin menghentikan perkembangan mata uang digital crypto. 

Elon Musk benar. Presiden AS Joe Biden dan Direktur Bank Sentral (The Fed) Jerome Powell yang semula hendak melarang kripto, akhirnya menyerah. Kini AS dan The Fed, mau tidak mau, harus mengakomodasi Bitcoin. 

Pada Selasa (5/10/2021) US Bancorp mengumumkan peluncuran layanan penyimpanan uang kripto untuk manajer investasi institusional yang memiliki dana pribadi di Amerika Serikat dan Kepulauan Cayman. Sebelumnya, Senin (4/10/2021), Bank of America Corp menerbitkan ulasan penelitian pertamanya yang berfokus pada uang kripto dan aset digital lainnya. Saat ini dilaporkan, lembaga keuangan arus utama telah memperkuat keterlibatan mereka dalam aset kripto tersebut. 

Lembaga keuangan raksasa AS seperti JP Morgan dan Goldman Sachs, misalnya, telah lama mendukung kehadiran kripto. Soros Fund Management, lembaga keuangan terkenal milik taipan George Soros, juga “menyimpan” Bitcoin untuk melindungi nilai uang (hedging) para investor nya. 

“Bank-bank menyerah satu per satu. Bagi kami yang bekerja di bidang itu, fakta bahwa kehadiran mata uang kripto terlalu besar untuk diabaikan bukanlah berita baru, dan regulator tentu saja tidak bisa mengabaikannya,” kata Kepala Penelitian di broker utama aset digital dan bursa BEQUANT, Martha Reyes.

Itulah perkembangan BTC dan juga mata uang kripto lainnya. Dunia tak bisa menghentikan laju uang digital. Crypto currencies adalah alat tukar ekonomi masa depan yang terpercaya dan efektif, kata Mike Novogratz, CEO Galaxy Digital. 

Investasi dengan instrumen crypto currencies untuk jangka panjang atau trading harian, kini amat populer di masyarakat — baik di desa maupun kota. Apa yang dilakukan Tenri, gadis Bulukumba tersebut, adalah trend di seluruh dunia. 

Untuk investasi jangka panjang, misalnya, ia cukup menjanjikan, karena nilai Bitcoin terus naik. Dalam setahun, kenaikannya bisa mencapai ratusan persen. Bitcoin sendiri sejak diluncurkan tahun 2009, nilainya sudah naik hingga 50.000 kali. Jelas, ini kenaikan yang jauh lebih tinggi dari kenaikan investasi di instrumen lain seperti deposito, emas, dan saham.

Sedangkan untuk investasi jangka pendek seperti untuk trading harian dan mingguan, rerata cuannya lebih bagus ketimbang trading saham, valas dan emas. Dan yang lebih penting, dalam struktur trading kripto, tak ada kiat “goreng-menggoreng” nilai seperti dalam trading saham. Jika pun ada permainan, hanya terbatas “permainan” investor paus yang masuk pasar untuk membeli atau menjual besar-besaran komoditas kripto sehingga nilainya bisa naik dan turun secara drastis. Meski demikian, kekuatan para trader paus pun terbatas, sehingga pengaruh pasarnya hanya berlangsung jangka pendek. Ini berbeda dengan pasar saham, di mana investor paus bisa mempermainkan pasar dalam jangka panjang. Dan tentunya akan merugikan investor kecil. 

Perkembangan selanjutnya dalam dunia kriptografi merambah pada dunia seni. Saat ini banyak lukisan karya seniman besar yang telah di kriptografikan dalam bentuk blockchain sehingga lukisan itu tidak bisa dikopi atau ditiru. Lukisan dalam bentuk Non-Fungible Token (NFT) tersebut sangat spesifik — hanya dimiliki satu orang (pembuat atau pembelinya) dan punya pasar tersendiri.

 Sekarang pasar NFT kian berkembang. Tak hanya lukisan, tapi juga karya-karya lain yang spesifik seperti video, cuitan twitter, dan koleksi lain — semuanya bisa dikemas dalam bentuk blockchain. Lalu diperdagangkan.

Cuitan pertama di Twitter dari Jack Dorsey, pendiri Twitter, misalnya, ketika di-NFT- kan terjual 2,9 juta USD (Rp 40 Miliar) Maret 2021 lalu. Inilah awal “bisnis” NFT di dunia.

Terinspirasi Jack Dorsey, Denny JA menjual cuitannya di Twitter yang dibuat tahun 2015. Cuitan Denny itu berbunyi, “Share our love by stopping discrimination in Indonesia and the world. RT if you agree.” 

Cuitan tersebut sangat kuat pesannya untuk kampanye Indonesia Tanpa Diskriminasi yang digagas Denny JA. Ketika dibuat dalam bentuk NFT, twitt Denny yang direspon jutaan orang tersebut laku 7000 USD atau Rp 100 Juta, April 2021. Inilah cuitan pertama milik orang Indonesia yang berhasil dilelang di bursa NFT dunia.

Masih di bulan April tahun yang sama, Denny JA kembali melelang lukisan dirinya dalam bentuk kriptografi di bursa NFT, Opensea. Lukisan yang diberi judul “A Portrait of Denny JA: 40 Years in the World of Ideas” itu terjual dengan harga Rp 1 Miliar. Ini menjadi catatan pertama sebuah karya NFT di Indonesia yang laku terjual dengan harga setinggi itu. Opensea adalah salah satu tempat lelang terbesar di dunia untuk karya digital NFT. Para kolektor, seniman dan peminat dari seluruh dunia dapat mengakses marketplace Open Sea.

Hingga tahun 2021, menurut Denny, tersedia 4 juta karya yang dilelang di sana. Berbeda dengan tempat lelang konvensional, dalam lelang Opensea, segala hal dikerjakan berdasarkan blockchain technology, smart contacts.

“Lelang di Opensea tak melibatkan administrator manusia. Semua dikerjakan secara otomatis berdasarkan ketentuan smart-contracts,” kata founder LSI Denny JA ini.

Terjualnya lukisan NFT dengan harga yang mencapai Rp1 Miliar, bagi seniman dan penggemar NFT di Indonesia, menjadi hal yang istimewa. Karena untuk pertama kalinya, karya dari Indonesia dilelang dan laku di sana.

Lukisan “A Portrait of Denny JA: 40 Years in the World of Ideas” disusun berdasarkan 102 sampul buku yang ditulis Denny JA selama 40 tahun berkarya. Awalnya karya ini milik pelukis Galam Zulkifi. Ia melukis dua wajah Denny JA. Pelukis Galam membuat lukisan itu dalam rangka ikut merayakan tahun 2021 sebagai 40 tahun Denny JA berkarya.

Karya pelukis Galam Zulkifli dibeli studio Denny JA. Kemudian lukisan itu diubah ke dalam bentuk NFT, bentuk seni yang kini sedang tren bersama hangatnya dunia cryptocurrency.

Dalam lelang lukisan “A Portrait of Denny JA,” empat akun mengajukan harga, yang semakin lama semakin tinggi. Alan Joe Jr mengajukan harga tertinggi. Ia pun menang.  Transaksi dilakukan dalam bentuk mata uang kripto Ethereum (ETH).

Itulah kehebatan dunia kriptografi dan crypto currency di era digital. Semua manusia, mata uang, dan karya-karyanya yang bernilai (ekonomi) bisa terhubung satu sama lain tanpa sekat wilayah, negara, ruang dan waktu. 

Itukah “dunia” masa depan umat manusia? Ya, manusia kini tengah menyongsong era baru. Era baru di mana Bulukumba, Jakarta, London, dan New York yang berada di Planet Bumi yang sama, akan memberikan peluang kehidupan yang sama bagi manusia-manusia kreatif yang berjalan mengikuti perkembangan teknologi. [Amir Uskara]