Koran Sulindo – Presiden Asian Development Bank (ADB) Takehiko Nakau memuji kebijakan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian keuangan global.
“Saya sangat terkesan dengan komitmen kuat pemerintah terhadap reformasi kebijakan yang membuat bertambahnya kepercayaan pasar dan lebih banyak rakyat Indonesia memperoleh manfaat peningkatan ekonomi,” kata Nakau, melalui siaran pers ADB, di Jakarta, Rabu (1/2).
Tim ADB diterima Presiden Joko Widodo di Istana Merdeeka, hari ini.
Dengan membaiknya investasi swasta dan tingginya tingkat konsumsi rumah tangga, ADB memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,1 persen tahun ini; naik dari 5,0 persen tahun lalu. Namun ADB memperkirakan laju inflasi naik menjadi 4 persen tahun ini, dibandingkan 3,5 persen tahun lalu.
ADB mendukung serangkaian reformasi kebijakan untuk meningkatkan investasi, memperkuat daya saing, dan mendiversifikasi perekonomian. Program-program tersebut di antaranya 14 Paket Kebijakan Ekonomi yang telah dikeluarkan sejak September 2015 lalu, program tax amnesty, pengembangan sumber energi bersih, pengembangan sektor keuangan inklusi, serta program pendidikan dan pelatihan vokasional.
Berkaitan dengan pendidikan vokasional ini, ADB mendukung upaya Indonesia meningkatkan ekses, mutu, dan relevansi program pendidikan agar sesuai dengan dengan kebutuhan dunia kerja. Nakau dijadwalkan mengunjungi beberapa politeknik di bidang perkapalan dan elektronik yang menerima bantuan ADB di Surabaya.
Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kunjungan Presiden ADB Takehiko Nakau ini adalah yang ketiga kali. Kunjungan kali ini untuk menyampaikan pemikiran-pemikiran dari ADB.
“ADB seperti diketahui adalah suatu lembaga yang didirikan di mana Indonesia menjadi salah satu stakeholder-nya. Berdiri sejak tahun 1966, dan Indonesia sebagai anggota ADB memiliki pangsa saham yang cukup besar, dan kita adalah anggota ADB dan sekaligus juga sebagai peminjam dari ADB,” kata Menkeu, di Istana Merdeka, Jakarta, hari ini.
Dalam pertemuan itu Presiden Jokowi menjelaskan kemajuan perekonomian Indonesia, serta tantangan Indonesia saat ini dan ke depan.
“Dari mulai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi, memperbaiki infrastruktur, program tax amnesty, dan juga program untuk menyelesaikan atau mengurangi kesenjangan maupun kemiskinan yang merupakan fokus dari pembicaraan yang cukup besar,” kata Sri.
Presiden juga memberikan contoh mengenai Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan bagaimana targetnya kepada masyarakat, terutama kelompok miskin. [setkab.go.id/DAS]