OBAT dari Singapura berlabel Fomepizole rencananya akan didatangkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk pengobatan bagi pasien gagal ginjal akut di Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut sebebelumnya Kemenkes sudah menggunakan obat itu untuk 10 pasien di RSCM dan setelahnya kondisi pasin mulai membaik dan lebih stabil.
“Begitu kita tahu penyebabnya apa, toksinnya apa kita mencari obatnya apa. Sudah ketemu, namanya Fomepizole di Indonesia belum ada. Kita ambil dari Singapura,” kata Budi dalam konferensi pers, Jumat (21/10).
Fomepizole adalah obat antidotum (penangkal racun) yang digunakan pada kasus keracunan senyawa antibeku (etilen glikol) dan metanol, zat yang terkandung pada pelarut, bensin, dan senyawa otomotif atau rumah tangga lainnya.
Selain itu, Fomepizole juga digunakan bersamaan dengan prosedur cuci darah (hemodialisis) untuk mengeluarkan racun dari tubuh. Fomepizole bekerja dengan menghambat alkohol dehidrogenase, enzim dalam tubuh yang dapat memetabolisme etilen glikol dan metanol sehingga menjadi bentuk yang beracun.
Obat Fomepizole adalah obat dengan golongan inhibitor alkohol dehidrogenase yang digunakan harus menggunakan resep dokter dan diberikan dengan cara injeksi intravena (infus).
Kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia telah mencapai 241 orang per Selasa (18/10) dengan 133 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Diduga, gagal ginjal akut itu disebabkan oleh dua senyawa berbahaya yakni etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).
BPOM telah menyatakan ada lima obat sirup yang berbahaya karena mengandung senyawa etilen glikol (EG) yang melebihi ambang batas setelah BPOM melakukan pengujian terhadap dugaan cemaran EG dan DEG dalam sirup obat. [DES]