Koran Sulindo – Penangkapan penyelundupan sabu dalam tiga tahap di perairan Batam membuktikan kebenaran informasi intelijen yang diperoleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Informasi intelijen Tiongkok kepada BNN mengenai sabu itu disebut mencapai Rp 10 triliun.

Menurut Ketua DPR Bambang Soesatyo, ketiga penyelundupan tersebut ditangkap di wilayah yang sama yaitu di Batam, Kepulauan Riau. Kendati demikian, berdasarkan bocoran informasi lainnya, diperkirakan masih ada sekitr 600 ton bahan baku yang akan diedarkan sindikat narkoba.

Kali ini, kata Bambang, tidak melalui perairan Batam, melainkan lewat perairan Timor Leste. Akan tetapi, pantauan terakhir hilang dari pantauan satelit. Jika informasi tersebut benar adanya, Bambang mengatakan, itu sangat berbahaya. Itu sebabnya, ia mengingatkan aparat jangan langsung berpuas diri atas tiga kali penangkapan itu.

Ia mengingatkan agar tim gabungan yang terdiri atas BNN, TNI, dan Bea Cukai tetap waspada. Dengan demikian, jumlah yang lebih besar tetap bisa dicegah masuk ke Indonesia. Ia tentu saja memuji kinerja aparat gabungan dalam membongkar penyelundupan sabu itu. Namun, ia juga menyayangkan Indonesia seakan-akan menjadi “surga” bagi peredaran narkoba.

Memang tidak mudah mengawasi keseluruhan perairan Indonesia. Itu sebabnya, apa yang dilakukan aparat gabungan ketika mengungkap penyelundupan sabu dalam jumlah besar itu sebagai luar biasa. “Saya bangga dan aparat kita semakin menunjukkan tajinya,” kata Bambang.

Untuk mencegah masuknya narkotika itu, ia mengajak semua pihak ikut memberantas peredaran narkotika di dalam negeri. Salah satunya adalah meningkatkan kesadaran tentang bahaya akan narkoba.

Penangkapan kapal yang membawa sekitar tiga ton sabu di perairan Batam menjadi sorotan publik belakangan ini. Sabu itu diselundupkan lewat kapal pengangkut ikan berbendera Taiwan. [KRG]