Jamal Khashoggi/AP Photo-Hasan Jamali

Koran Sulindo – Kendati Amerika Serikat (AS) mengutuk pembunuhan wartawan The Washington Post, Jamal Khashoggi, tetapi negara tersebut tetap mempertahankan hubungannya dengan Arab Saudi. AS melihat Saudi sebagai mitra bisnis penting dan “sekutu besar” di kawasan itu.

Sementara Turki, kata sputniknews.com, menuduh AS mencoba menutup mata terhadap pembunuhan brutal itu. Juga mengecam pernyataan Presiden Donald Trump yang menyebutkan AS akan tetap menjadi sekutu setia Saudi walau sudah mengetahui rencana Putra Mahkota Mohammad bin Salman untuk membunuh Khashoggi.

Soal kemungkinan keterlibatan Putra Mahkota itu, Trump mengatakan “Bisa saja ia melakukannya, dan bisa juga tidak.” Pernyataan ini tentu saja bertentangan dengan pendapat lembaga intelijen AS yaitu CIA yang menyimpulkan kematian Khashoggi diperintahkan langsung Putra Mahkota.

Wakil Ketua Partai Keadilan dan Pembangunan Turki, Numan Kurtulmus mengatakan, pernyataan Trump pada Selasa (20/11) kemarin adalah sesuatu yang lucu. Tidak mungkin CIA yang bahkan tahu tentang bulu kucing yang berjalan di depan kantor Konjen Arab Saudi tidak mengetahui dalang pembunuhan Khashoggi.

“Ini tidak baik untuk opini publik AS atau dunia. Kami berkeras perintah pembunuhan Khashoggi berasal dari pimpinan tertinggi pemerintah Saudi,” kata Kurtulmus.

Menanggapi hal itu, Arab Saudi membantahnya walau banyak penjelasan mereka saling bertentangan. Setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo di Washington, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan, pihaknya tidak puas dengan Arab Saudi karena tidak kooperatif dalam penyelidikan kasus pembunuhan Khashoggi.

Jika kerja sama dengan Saudi menemui jalan buntu, Turki akan meminta PBB untuk ikut campur untuk menyelidiki secara resmi pembunuhan Khashoggi. Seperti yang sudah disebutkan, Khashoggi diketahui masuk ke Konjen Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Setelah itu, ia tidak pernah kelihatan lagi sehingga dinyatakan diculik atau dibunuh.

Karena kesimpulan penyelidikan polisi Turki sudah mengarah kepada 2 hal itu, maka Jaksa Agung Saudi pada 15 November mengatakan, Khashoggi telah tewas karena kelebihan dosis suntikan obat dan tubuhnya pun dimutilasi ketika dikeluarkan dari kantor konsulat. Sekitar 21 orang ditahan karena kasus ini. Dari jumlah itu disebutkan 5 orang menghadapi ancaman hukuman mati. [KRG]