Amerika Serikat adalah negara yang paling banyak memberikan bantuan militer ke Ukraina. (Sumber: U.S. Department of Defense)

Jakarta – Presiden AS Donald Trump telah menghentikan bantuan militer ke Ukraina pada Senin (03/03/2025). Alasannya adalah ia tidak yakin Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berkomitmen untuk mencapai perdamaian.

Pengumuman ini datang beberapa jam setelah Trump menulis di platform Truth Social miliknya, menuduh Zelenskyy tidak ingin mengakhiri perang “selama ia mendapat dukungan Amerika”.

“Ini adalah pernyataan terburuk yang pernah diucapkan Zelensky, dan Amerika tidak akan menoleransinya lebih lama lagi!” Trump menanggapi di Truth Social, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Adapun keputusan Trump itu berkaitan dengan pertemuan panas dengan Zelenskyy di Ruang Oval, Gedung Putih pada 28 Februari lalu.

Gedung Putih belum menjelaskan secara rinci bantuan apa saja yang Trump hentikan. Namun secara teori, penghentian tersebut dapat mencakup pasokan bantuan di masa mendatang dan semua dana yang telah dialokasikan untuk Ukraina.

Rincian Bantuan AS ke Ukraina

Sejak Rusia melancarkan Operasi Militer Khususnya pada 24 Februari 2022 lalu, pemerintah AS telah mengalokasikan sekitar 86 miliar dolar untuk Ukraina dalam bentuk bantuan militer dari anggaran Kongres dan Departemen Pertahanan (DoD).

Menurut Al Jazeera, uang itu dipakai untuk mendanai pembuatan senjata yang dikirim ke Ukraina. Sebagian uang tersebut juga dimaksudkan untuk mengisi kembali persediaan senjata dan amunisi AS yang menipis akibat dilarikan ke Ukraina untuk membantunya melawan Rusia.

Persenjataan yang telah AS kirim ke Ukraina mencakup:

1. Drone (Switchblade, Phoenix Ghost, dan Puma)
2. Helikopter Mi-17
3. Howitzer 155mm dan 105mm lengkap peluru artileri
4. Senjata anti-tank Javelin
5. Misil HAWK
6. Senjata anti pesawat Stinger
7. Kendaraan tempur Bradley
8. Misil NASAMS
9. Tank T-72B
10. Roket artileri M142 HIMARS dan amunisinya
11. Misil Patriot
12. Tank tempur M1 Abrams
13. Kendaraan taktis untuk memulihkan peralatan
14. Humvee
15. Pengangkut Personel Lapis Baja M113
16. Radar anti-artileri
17. Radar anti-mortir
18. Radar pengawasan udara

Bisakah Ukraina Bertahan Tanpa AS?

Dibandingkan dulu, Ukraina saat ini tidak lagi terlalu bergantung pada senjata-senjata AS. Ini karena negara tersebut telah berjuang keras untuk meningkatkan kemampuan produksi pertahanannya sendiri.

Zelenskyy mengklaim pada tanggal 4 Februari bahwa Ukraina sekarang memproduksi 40 persen senjata yang dibutuhkannya, sementara AS memasok 30 persen.

Namun para ahli mengatakan tanpa bantuan militer dari AS, pasukan Ukraina mungkin hanya dapat bertahan selama dua hingga empat bulan sebelum Rusia menerobos garis pertahanan mereka.

“Penghentian sementara pengiriman bantuan AS memangkas sekitar setengah dari perolehan senjata, amunisi, dan perlengkapan Ukraina. Saat itu, Ukraina hampir tidak mampu bertahan karena Rusia terus menyerang garis depan dan terus memperoleh keuntungan meskipun mahal,” kata Mark Cancian, mantan kolonel Korps Marinir AS dan penasihat senior di CSIS, dikutip dari Al Jazeera.

“Tanpa bantuan militer AS, pasukan Ukraina secara bertahap akan kehilangan kemampuan tempur. Dugaan saya, Ukraina dapat bertahan selama dua hingga empat bulan sebelum garis pertahanan mereka runtuh dan Rusia menerobos.”

Jacob Funk Kirkegaard, seorang peneliti senior di wadah pemikir (think tank) Bruegel yang berpusat di Brussels, juga mengatakan penghentian pendanaan militer AS untuk Kyiv “akan berdampak pada kemampuan Ukraina untuk menyerang target Rusia yang lebih dalam”.

Rudal jarak jauh AS seperti HIMARS dan ATACM memungkinkan Ukraina untuk menyerang jauh di dalam wilayah Rusia.

Bantuan militer Eropa sejauh ini hampir setara dengan bantuan militer AS. Untuk mengisi kekosongan dalam jeda bantuan AS yang berkepanjangan, Eropa akan memerlukan komitmen yang jauh lebih besar. [BP]