Ilustrasi Cuaca panas ekstrim (foto:Dreamstime)
Ilustrasi Cuaca panas ekstrim (foto:Dreamstime)

Cuaca panas di tengah kemarau panjang di Indonesia mulai menuju ke titik ekstrim. Diperkirakan sejumlah kota akan mengalami suhu udara hingga diatas 40 derajat Celcius.

Prediksi Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tersebut bukan mustahil menjadi kenyataan mengingat mayoritas wilayah di Indonesia belum turun hujan dalam waktu yang lama.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan suhu panas masih akan terjadi dan di beberapa daerah akan terasa lebih ekstrim.

“Kami memprediksi dari hitungan kami sampai Oktober ini dimungkinkan dapat terjadi suhu udara permukaan mencapai 40 derajat Celsius,” kata Dwikorita.

Faktor penyebabnya antara lain fenomena El Nino dan adanya gerak semu matahari. El Nino membuat pembentukan awan-awan hujan di wilayah Indonesia menjadi minim, sehingga penyinaran sinar matahari langsung mengenai permukaan Bumi tanpa melalui awan-awan.

Dampaknya ada beberapa daerah akan mengalami suhu di atas 40 derajat Celcius, seperti wilayah Semarang, Surabaya dan Makasar.

Misalnya di kota Surabaya, merujuk AccuWeather, suhu di Kota Pahlawan itu akan lebih dari 40 derajat Celsius mulai tanggal 19 sampai 22 Oktober. Rinciannya, 19 Oktober suhu diprakirakan mencapai 42 derajat Celsius, 20 Oktober (42 derajat Celsius), 21 Oktober (42 derajat Celsius), dan 22 Oktober (41 derajat Celsius).

Selain itu di kota Semarang, Prakirawan Kantor Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ahmad Yani Semarang, Haris Syahid Hakim mengatakan suhu di Semarang bisa menembus 40 derajat Celsius.

Menurut prediksi AccuWeather, suhu di Semarang pada Senin (20/10), diprediksi mencapai 39 derajat Celsius, tapi akan terasa seperti 42 derajat Celsius.

Cuaca panas ekstrim terjadi secara global

Kepala BMKG Dwikorita mengungkap suhu rata-rata di Indonesia melonjak drastis. Menurut catatan BMKG, kenaikan suhu ini dialami secara global, termasuk Indonesia.

Dari data global menunjukkan bahwa suhu rata-rata sudah meningkat. Bahkan, bulan Juli dan September 2023 tercatat sebagai bulan terpanas yang pernah tercatat di muka Bumi.

Sebuah studi mengungkap September tahun ini tercatat sebagai bulan terpanas yang pernah tercatat. Para pakar mengaku terkejut dengan lonjakan suhu panas yang terjadi pada September 2023.

Para pakar mengungkap suhu global melonjak ke rekor baru pada bulan September dengan selisih yang sangat besar. Rekor bulan September terpanas ini terjadi setelah bulan Agustus dan Juli jadi bulan terpanas yang pernah tercatat.

Lonjakan suhu pada September 2023 mengalahkan rekor sebelumnya untuk periode yang sama sebesar 0,5 derajat Celsius. Merujuk data-data ilmuwan iklim dari Eropa dan Jepang, September tahun ini lebih hangat sekitar 1,8 derajat Celsius dari level pra-industri.

Panasnya suhu udara merupakan hasil dari tingginya tingkat emisi karbon dioksida yang terus berlanjut, dikombinasikan dengan perubahan cepat dari fenomena El Nino. Tiga tahun sebelumnya terjadi kondisi La Niña di Samudra Pasifik, yang menurunkan suhu global hingga sepersepuluh derajat karena lebih banyak panas yang tersimpan di lautan.

“Bahkan data global yang kami kumpulkan memang menunjukkan bulan Juli sampai September suhu ini secara global semakin meningkat intensitasnya. Khususnya di Indonesia, data yang kami kumpulkan dari 116 stasiun pengamatan BMKG menunjukkan adanya kenaikan atau adanya anomali suhu sebesar 0,4 derajat Celsius,” ujar Dwikorita.

Menurut kepala BMKG seharusnya rata-rata suhu di Indonesia berkisar 26,6 derajat Celsius, tapi saat ini rata-rata suhu sudah mencapai 27 derajat Celsius. Bahkan, kata dia, suhu maksimum di Indonesia sudah mencapai 38 derajat Celsius.

Tidak hanya itu, tren global juga menunjukkan ada peningkatan suhu di berbagai belahan dunia imbas perubahan iklim. [DES]