Minyak selama ini menjadi pemasukan andalan ISIS di Irak dan Suriah.

Koran Sulindo – Negara Islam menjalankan bisnis kasino secara online untuk mengkompensasi anjloknya pendapatan mereka dari penyelundupan minyak.

Minyak bukan lagi menjadi andalan ISIS setelah kekuasaan mereka dari wilayah yang luas di Suriah dan Irak menyusut akibat kalah perang.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya menyebut ISIS kini mengasah kemampuan dengan teknologi modernuntuk mendapatkan uang. “Khilafah tidak menghindari mencari pendapatan dari kasino online,” kata Nebenzya dikutip dari sebuah laporan Kantor Anti Terorisme PBB.

Pendapatan ISIS anjlok menyusul direbutnya wilayah-wilayah penghasil minyak dan gas akibat serangan tentara Suriah yang didukung Angkatan Udara Rusia. Jalur distribusi juga makin rentan akibat patroli udara.

“Data yang kami miliki menunjukkan bahwa organisasi tersebut mendapatkan paling banyak US$ 2 juta sebulan pada akhir tahun 2017. Sedangkan pendapatan keseluruhan di Timur Tengah juga turun menjadi hanya US$ 3 juta,” kata Nebenzya.

Jumlah itu, melorot sangat jauh dibanding pendapatan sebesar US$400-500 juta per tahun di masa puncak kejayaan ISIS pada tahun 2015.

Minyak dan ‘pajak’ adalah sumber pendapatan utama ISIS namun kini mereka terpaksa menyesuaikan diri dengan kekalahan militer.  “Dalam kondisi seperti ini, ISIS mengalami ‘kepanikan’ untuk mendapatkan sumber pendanaan pengganti,” kata Nebenzya.

“Mereka memperbaiki keterampilan mereka dalam memanfaatkan teknologi terbaru. Misalnya, antek-antek teroris mencuri uang warga sipil tak berdosa melalui warung internet di salah satu negara tetangga Suriah. ”

Menurut laporan Sekretaris Jenderal periode Januari 2018 menunjukkan melemahnya ancaman ISIS yang dipicu melemahnya pendapatan mereka.

“Kemampuan ISIS untuk menghasilkan pendapatan sangat lemah selama periode pelaporan, karena hilangnya kontrol atas ladang-ladang minyak di Suriah dan kerugian-kerugian lain. Pendapatan kelompok itu turun 90 persen sejak 2015,” kata laporan tersebut.

Meski tak pendapatan dari sektor minyak tak sepenuhnya hilang, ISIS masih bisa meraup pendapatan besar dari ‘pajak’ dan kontrol pos-pos pemeriksaan.

“ISIS tidak lagi fokus untuk menaklukkan dan menguasai wilayah. Mereka beradaptasi dan fokus pada kelompok-kelompok individu yang lebih kecil namun memiliki motivasi lebih untuk tetap memungkinkan melakukan serangan,” kata Vladimir Voronkov, kepala Kantor Terorisme PBB.

Analis minyak di Dubai menyebutkan sejak tahun 2013 ISIS mulai memfokuskan pertempurannya dari wilayah utara ke timur Suriah seperti Deir Ezzor yang kaya minyak. Dari ladang minyak al-Omar, Deiro dan al-Tanak mereka menghasilkan 34.000-40.000 barel per hari yang dijual dengan harga 25 sampai 45 dollar.

Pada tahun 2014, ISIS diperkirakan mengantongi pendapatan bersih hingga US$ 3 juta perhari dari produksi minyak mereka di wilayah Suriah dan Irak.

Pada Oktober pendapatan kelompok itu mulai menyusut menjadi US$ 1,5 juta per hari akibat kampanye udara Rusia di Suriah yang mengincar jalur distribusi miyak tersebut.  Jumlah itu makin mengempis di bulan Maret 2016 menjadi hanya US $ 20 juta per bulan.

Di Irak, ISIS menguasai ladang minyak Ajil dan Allas di Irak utara selama kampanye Mosul tahun 2014 . Dari ladang minyak Qayyarah ISIS memompa 8.000 barel per hari minyak mentah yang umumnya dikirim ke perbatasan Turki.[TGU]