Jamal Khashoggi. Foto: New York Post

Koran Sulindo – Kejaksaan Turki mengajukan surat perintah penahanan untuk mantan Kepala Intelijen Arab Saudi, Ahmed Asiri dan Saut Al Qahtani yang diduga terlibat dalam pembunuhan brutal wartawan The Washington Post, Jamal Khashoggi. Saut Al Qahtani disebut sebagai orang dekat Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.

Mengutip berbagai pemberitaan, laporan teleSUR pada Rabu (5/12) menyebutkan, pemerintah Turki mencurigai Asiri dan Qahtani menjadi bagian dari pasukan pembunuh Khashoggi. Dalam sebuah laporan, senator Amerika Serikat (AS) setelah pertemuan rahasia dengan Direktur CIA Gina Haspel meyakini akan keterlibatan Salman yang memerintahkan pembunuhan itu.

Ketua Komite Luar Negeri Senat dari Republik, Bob Corker mengatakan, ketika Salman dihadapkan ke pengadilan, maka juri dalam 30 menit akan segera memvonisnya bersalah. Sebelumnya, CIA telah menyimpulkan bahwa Salman memerintahkan pembunuhan Khashoggi di Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.

Akan tetapi, kesimpulan CIA itu terkesan dibantah Presiden Donald Trump dan menyatakan AS mengutamakan hubungannya dengan Arab Saudi. Hubungan kedua negara lebih penting dibanding dengan menempatkan Salman dalam penyelidikan kasus itu.

Sementara Turki, kata sputniknews.com, menuduh AS mencoba menutup mata terhadap pembunuhan brutal itu. Juga mengecam pernyataan Presiden Donald Trump yang menyebutkan AS akan tetap menjadi sekutu setia Saudi walau sudah mengetahui rencana Putra Mahkota Mohammad bin Salman untuk membunuh Khashoggi.

Kendati, diketahui dalang pembunuhan itu adalah Putra Mahkota Saudi, Gedung Putih justru menegaskan hubungan baiknya dengan Kerajaan Saudi. Karena itu, strategi AS di bawah Trump menjadi patut untuk dipertanyakan terutama dalam hubungannya dengan Saudi.

Khashoggi pada 2 Oktober lalu diketahui mengunjungi Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul, Turki. Sejak itu, ia dinyatakan hilang. Melalui sebuah penyelidikan kepolisian Turki, Khashoggi kemungkinan diculik atau tewas ketika memasuki Konjen Saudi pada 2 Oktober itu. Setelah itu, Saudi secara resmi menyatakan Khashoggi telah tewas karena kelebihan dosis obat-obatan. Kenyataannya, ia dibunuh secara brutal di Konjen Saudi. [KRG]