Koran Sulindo – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri dalam 2 hari ini menangkap 10 terduga teroris di sejumlah tempat di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dan Yogyakarta. Dari jumlah tersebut, dua di antaranya merupakan pasangan suami istri yang melakukan teror dengan melempar bom panci di Gerbang Utama Mapolres Indramayu, Minggu (15/07/18) pagi.
Tim Densus juga menyita sejumlah barang bukti di antaranya berupa dokumen, bahan peledak jenis potassium, panci, dan alat-alat pembuat bahan peledak.
“Para terduga teroris dari Indramayu ini merupakan anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD),” kata Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto saat berada Mapolres Indramayu, Jabar, Senin (16/7/2018), seperti dikutip Tribratanews.polri.go.id.
Di Indramayu, kelompok ini termasuk dalam jaringan JAD Haurgeulis, yang ada kaitannya dengan sejumlah peristiwa teror di Kabupaten Cianjur dan Pamanukan, Kabupaten Subang yang terjadi beberapa waktu lalu. Dalam peristiwa tersebut, Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri berhasil menangkap 25 terduga teroris. Dari jumlah tersebut, 5orang tewas.
Densus 88 Antiteror Mabes Polri juga menangkap seorang terduga teroris berinisial GL di Desa Tersana, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Minggu (15/7/2018). Penangkapan GL ini merupakan hasil pengembangan setelah tim Densus melumpuhkan dua terduga teroris yang menyerang Mapolres Indramayu, Jawa Barat, dengan bom panci.
Selain menangkap seorang terduga teroris, petugas juga menggeledah dua tempat, yakni di Desa Tersana dan rumah kontrakan terduga teroris di Blok Pilang, Jatibarang Baru, Kecamatan Jatibarang. Di rumah kontrakan itu, tim Densus mengamankan sejumlah barang bukti di antaranya buku-buku yang diduga bermuatan jihad. Rumah kontrakan tersebut kemudian dipasangi garis polisi.
Sebelumnya, Densus 88 Antiteror menembak mati tiga terduga teroris di Jalan Kaliurang, Yogyakarta, Sabtu (14/7/2018) pukul 17.30 WIB. Dalam upaya penanggulangan terorisme itu, 2 anggota Densus mengalami luka-luka.
Kejadian penangkapan terlihat sangat mencekam dari beberapa foto yang didapat Koran Sulindo. Bahkan disaat penyergapan, masyarakat yang berada di sana dilarang melintas di Jalan Kaliurang. Terlihat jenazah ketiga teroris tergeletak di jalan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal mengatakan ketiga teroris saat dilakukan penyergapan melakukan perlawanan dengan senjata tajam dan senjata api. Selain mengakibatkan ketiganya tewas, anggota Densus juga mengalami luka di tangan.
“Karena sangat membahayakan nyawa petugas dan masyarakat maka ketiga terduga teroris terpaksa dilakukan tindakan tegas terukur yang akibatnya tiga terduga teroris meninggal dunia,” kata Iqbal di Jakarta, Sabtu (14/7/2018) malam.
Dari barang bukti yang disita petugas didapatkan 4 parang dan satu senpi jenis revolver. Iqbal menambahkan, saat ini tiga terduga teroris jenazahnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Yogyakarta.
Jenis Bom Panci
Sementara itu jenis bom panci yang dibawa oleh pasangan suami istri Nl dan NH saat menyerang Mapolres Indramayu Minggu (15/7/2018) dini hari berjenis low explosive.
“Jenisnya low explosive,” kata Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto, Minggu (15/7/2018), seperti dikutip ntmcpolri.info.
Barang bukti yang sama jenis juga ditemukan di tempat terduga teroris lainnya yang diamankan Sabtu (14/5/2018).
“Jenisnya low explosive semua, seperti petasan. Ada yang dibungkus sama kaleng. Kaya bom ikan. Di dalamnya ada black powder dan mesiu,” katanya.
Menurut Agung, semua bahan peledak yang ditemukan pada terduga teroris di Indramayu sudah diamankan.
“Semua sudah kita amankan, termasuk yang di sungai di Kecamatan Tukdana dan di tengah sawah di Kecamatan Sliyeg. Memang ada indikasi sempat dibuang,” kata Agung.
Sebelumnya, Mapolres Indramayu diserang oleh pasutri yakni GL dan NH pada Minggu (15/72018) dini hari lalu. Sebelum kejadian penyerangan itu, pada Sabtu (14/7/2018) malam, Densus 88 anti teror sempat menangkap 4 orang terduga teroris. Total pelaku yang diamankan tim Densus 88 anti teror sebanyak tujuh orang, termasuk M, paman dari GL. Ketujuh orang tersebut merupakan jaringan JAD. [YMA/DAS]