Lee Harvey Oswald, pelaku penembakan John F. Kennedy, memegang koran Rusia dan senapan yang dia beli melalui pos. Oswald pernah pergi ke Uni Soviet dan bertemu dengan agen KGB. (Sumber: Britannica)
Lee Harvey Oswald, pelaku penembakan John F. Kennedy, memegang koran Rusia dan senapan yang dia beli melalui pos. Oswald pernah pergi ke Uni Soviet dan bertemu dengan agen KGB. (Sumber: Britannica)

Tanggal 22 November akan selalu diingat sebagai hari kelam bagi Amerika Serikat. Pada tanggal ini, tepatnya di tahun 1963, presiden AS ke-35 John F. Kennedy, ditembak di Dallas, Texas. Insiden berdarah ini menjadikannya sebagai presiden termuda yang meninggal, yaitu pada usia 46 tahun.

Kematian Presiden Kennedy masih menjadi misteri hingga saat ini. Namun satu hal yang jelas adalah pelakunya pernah pergi ke Uni Soviet dan hampir menjadi mata-mata.

Melansir dari situs resmi JFK Library, penembakan tersebut terjadi saat presiden Kennedy sedang berkampanye untuk pemilu selanjutnya. Presiden Kennedy berencana mencalonkan diri dan dia tampak yakin akan peluangnya untuk terpilih kembali.

Pada akhir September, Kennedy melakukan perjalanan ke barat dan berpidato di sembilan negara bagian berbeda dalam waktu kurang dari seminggu. Perjalanan tersebut bermaksud menyoroti sumber daya alam dan upaya konservasi untuk pencalonannya pada tahun 1964.

Sebulan kemudian, Presiden Kennedy berpidato di hadapan para peserta pertemuan Demokrat di Boston dan Philadelphia. Kemudian, pada tanggal 12 November, dia mengadakan sesi perencanaan politik pertama untuk tahun pemilihan mendatang. Pada pertemuan tersebut, dia menekankan pentingnya memenangkan Florida dan Texas. Dia juga berencana mengunjungi kedua negara bagian tersebut dalam dua minggu ke depan.

Akan tetapi Presiden Kennedy menyadari bahwa perseteruan di antara para pemimpin partai di Texas dapat membahayakan peluangnya untuk memenangkan negara bagian tersebut. Di sana ada sekelompok ekstremis kecil yang menyebabkan ketegangan politik di Texas. Aktivitas kelompok tersebut kemungkinan akan membuat kehadiran Kennedy terasa, terutama di Dallas. Kennedy juga ingat akan penyerangan terhadap Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Adlai Stevenson sebulan sebelumnya setelah berpidato di sana.

Meski mengetahui resikonya, Presiden Kennedy tetap menjalankan rencananya. Pertama-tama dia mengunjungi San Antonio dan Houston, lalu ke Fort Worth pada tanggal 22 November dan memulai pidato lainnya. Dalam pidatonya itu, Kennedy menekankan keharusan Amerika Serikat untuk menjadi yang terbaik dalam pertahanan, antariksa, dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Dia juga meminta “kesediaan warga negara Amerika Serikat untuk memikul beban kepemimpinan”.

Setelah pidato itu, rombongan Presiden Kennedy meninggalkan hotel dan pergi ke Pangkalan Angkatan Udara Carswell untuk penerbangan tiga belas menit ke Dallas. Sesampainya di Bandara Love Field, presiden langsung berjalan menuju pagar tempat kerumunan simpatisan berkumpul, dan mereka menghabiskan beberapa menit berjabat tangan.

Kennedy dan istrinya lalu masuk ke mobil dan duduk di belakang Gubernur John Connally dan istrinya, Nellie. Karena hujan telah berhenti, atap gelembung plastik dibiarkan terbuka. Wakil Presiden Lyndon B. Johnson dan istrinya menempati mobil lain.

Rombongan itu lalu menempuh rute sepuluh mil yang berkelok-kelok melalui pusat kota Dallas menuju Trade Mart, tempat Presiden Kennedy dijadwalkan berpidato dalam sebuah jamuan makan siang. Mobil itu berbelok dari Main Street di Dealey Plaza sekitar pukul 12:30 siang.

Setelah melewati Texas School Book Depository, tepatnya saat iring-iringan itu melaju di Elm Street, suara tembakan tiba-tiba bergema di alun-alun. Peluru mengenai leher dan kepala Presiden Kennedy, sementara Gubernur Connally tertembak di punggung.

Mobil itu lantas melaju kencang ke Rumah Sakit Parkland Memorial, tapi nyawanya tak tertolong. Seorang pendeta Katolik dipanggil untuk memberikan upacara terakhir, dan pada pukul 1:00 siang Presiden Kennedy dinyatakan meninggal.

Jenazah Presiden Kennedy dibawa ke Love Field dan ditempatkan di Air Force One. Sebelum pesawat lepas landas, Wakil Presiden Johnson mengambil sumpah jabatan dalam sebuah upacara singkat yang berlangsung pada pukul 14.38.

Pada hari yang sama, jenazah Presiden Kennedy disemayamkan di Capitol Rotunda. Atas permintaan istri Kennedy, iring-iringan dan detail seremonial lainnya dibuat menyerupai pemakaman Abraham Lincoln. Sekitar 250.000 orang datang untuk memberikan penghormatan terakhir.

Pada hari Senin, 25 November 1963, Presiden Kennedy dimakamkan di Pemakaman Nasional Arlington. Pemakaman tersebut dihadiri oleh kepala negara dan perwakilan dari lebih dari 100 negara. Jutaan orang lainnya yang menonton melalui siaran televisi.

Siapa Pembunuh Presiden Kennedy?

Lee Harvey Oswald adalah terdakwa pembunuh Presiden Kennedy di Dallas pada 22 November 1963. Dia ditangkap oleh polisi dalam kurang dari satu jam. Saat itu, dia merupakan seorang karyawan baru di Texas School Book Depository.

Lee Harvey Oswald lahir pada tanggal 18 Oktober 1939 di New Orleans dari pasangan Marguerite dan Robert Oswald Sr., yang meninggal karena serangan jantung dua bulan sebelum kelahiran Oswald. Setelah kematian suaminya, Marguerite mengirim Oswald dan dua kakak laki-lakinya untuk tinggal di panti asuhan.

Marguerite menikah lagi, lalu pindah bersama anak-anaknya ke Bronx di New York. Karena dia bekerja lembur, Oswald muda sering kali harus mengurus dirinya sendiri, menghabiskan waktu di perpustakaan dan membolos sekolah. Dia pernah dijemput dan ditempatkan di ruang tahanan, di mana pekerja sosial menggambarkannya sebagai orang yang tidak peduli secara emosional.

Marguerite dan Oswald pindah kembali ke New Orleans. Di sana, Oswald terus mengembangkan minatnya pada literatur sosialis. Pada tahun 1956, dia bergabung dengan Marinir AS dan menjadi penembak jitu dengan kemampuan di atas rata-rata. Tapi dua tahun kemudian, pengadilan militer menghukumnya sebanyak dua kali atas kepemilikan senjata ilegal dan menunjukkan perilaku kekerasan. Sebagai seorang marinir, Oswald dikenal bersikap acuh tak acuh.

Keterlibatan Oswald dengan Uni Soviet

Oswald mengakhiri dinas militernya pada tanggal 11 September 1959 dan mengatur perjalanan ke Moskow. Dia pergi ke Kedutaan Besar Soviet di Mexico City pada tanggal 23 September dan berbicara dengan Konsul Valeriy Vladimirovich.

Oswald lalu menelepon Kedutaan Besar Soviet pada tanggal 1 Oktober, memperkenalkan dirinya dengan namanya dan berbicara dalam bahasa Rusia yang terbata-bata, menyatakan dia ingin menjadi warga negara Uni Soviet.

Dalam sebuah dokumen rahasia, KGB mencurigai Oswald sebagai agen Amerika, tapi mereka tidak melakukan apa pun karena penyelidikan hanya dapat dilakukan setelah seseorang diizinkan untuk tinggal di Uni Soviet. KGB hanya meningkatkan pengawasan terhadap Oswald. Mereka akhirnya menyimpulkan bahwa Oswald tampak agak “tidak normal”.

Kemudian melalui seorang penerjemah, KGB mengatakan bahwa Oswald tidak bisa tinggal secara permanen di Uni Soviet. Tetapi KGB menyarankan Oswald untuk pergi setelah visanya habis dan meminta masuk kembali sebagai penduduk tetap melalui jalur normal di Kedutaan Besar Soviet di Washington.

Oswald tidak menghadiri tur terjadwal yang telah diatur oleh pemandu Inturistnya. Setelah dicari, Oswald ditemukan di kamar hotelnya dalam keadaan mengalami pendarahan hebat akibat luka yang dia timbulkan sendiri. Atas temuan ini, KGB menyatakan bahwa Oswald tidak boleh tetap berada di Uni Soviet.

Namun entah bagaimana Oswald mendapat izin untuk tinggal sementara di Uni Soviet. KGB mencurigai ada seseorang di Palang Merah Soviet atau Kementerian Luar Negeri yang memberi izin dan menugaskan Oswald ke Minsk. Otoritas lokal KGB di Minsk lantas mengamati aktivitasnya secara pasif untuk memastikan bahwa dia bukan agen Intelijen Amerika.

Selama berada di Minsk, Oswald bertemu dengan Marina Nikolayevna Prusakova. Mereka menikah pada 30 April 1961. Oswald tidak pernah membelot ke Uni Soviet karena kondisi mentalnya yang tidak stabil dan karena dia tidak pernah mengajukan dokumen yang diperlukan agar proses itu bisa berjalan.

Oswald Kembali ke AS dan Menembak Kennedy

Tidak puas dengan kehidupan di Uni Soviet, Oswald kembali ke Amerika Serikat pada bulan Juni 1962, membawa istri dan putri mereka yang berusia tiga bulan.

Keluarga itu menetap di Dallas, dan Oswald menggunakan nama samaran kantor pos Alek J. Hidell. Sekitar waktu ini, minat Oswald pada komunisme berubah menjadi dukungan untuk Kuba. Pada Januari 1963, dia memesan revolver berkaliber .38 melalui pos. Dua bulan kemudian, dia membeli senapan dan alat bidik teleskopik melalui pos juga. Dia meminta Marina untuk mengambil fotonya dengan senjata-senjata itu.

Pada bulan April 1963, Oswald diduga mencoba menembak mantan jenderal sayap kanan Edwin A. Walker melalui jendela rumahnya, tetapi tidak berhasil.

Pada tanggal 29 Mei d tahun yang sama, Oswald mendirikan cabang Fair Play for Cuba Committee (FPCC) untuk New Orleans di luar persetujuan kantor pusatnya. Dia sempat mengatakan kepada agen FBI bahwa cabang FPCC tersebut telah memiliki 35 anggota dan dipimpin oleh A. J. Hidell. Faktanya, Oswald adalah satu-satunya anggota dan cabang tersebut tidak pernah diresmikan oleh kantor pusat FPCC.

Pada bulan September 1963, Oswald pergi ke Mexico City dan kembali mencoba untuk mendapatkan perjalanan ke Kuba dan Uni Soviet, namun tidak berhasil. Sebulan kemudian, dia kembali ke Dallas dan mendapatkan pekerjaan di Texas School Book Depository. Keluarganya tinggal bersama seorang teman di pinggiran kota terdekat, dan Marina melahirkan putri keduanya.

Pada sore hari tanggal 22 November 1963, ketika iring-iringan mobil Presiden John F. Kennedy melewati Dallas, Oswald pergi ke lantai enam gedung kerjanya dengan membawa senapan. Pada pukul 12:30 siang, dia melepaskan tiga tembakan: tembakan kedua dan ketiga mengenai Presiden Kennedy, sementara tembakan pertama mengenai Gubernur Texas John B. Connally. Presiden Kennedy meninggal di Parkland Memorial Hospital. Penembakan itu terekam oleh seorang penonton, Abraham Zapruder.

Setelah melancarkan aksinya, Oswald naik bus dan taksi untuk kembali ke rumah kosnya, lalu pergi lagi. Setelah menempuh jarak satu mil, Petugas Patroli J.D. Tippit menghentikannya. Oswald menembak Tippit dengan revolver yang telah dia beli dan kabur. Sekitar pukul 1:45 siang Oswald ditangkap di balkon Teater Texas oleh polisi yang telah menerima laporan tersangka.

Pada pukul 1:30 dini hari tanggal 23 November, Oswald secara resmi didakwa atas pembunuhan Presiden Kennedy dan penembakan fatal terhadap Petugas Patroli J. D. Tippit di jalan Dallas. Dia ditahan di Penjara Daerah Dallas.

Keesokan harinya di pagi hari, saat dipindahkan dari sel penjara ke kantor interogasi, Oswald ditembak oleh Jack Ruby, seorang pemilik klub malam Dallas yang berafiliasi dengan mafia. Ruby menyatakan bahwa dia bertindak demikian karena marah atas pembunuhan Kennedy.

Ruby diadili dan dinyatakan bersalah atas pembunuhan pada 14 Maret 1964, lalu dijatuhi hukuman mati. Pada bulan Oktober 1966 pengadilan banding Texas membatalkan putusan tersebut, tetapi sebelum sidang ulang dapat diadakan, Ruby meninggal karena pembekuan darah yang diperparah oleh kanker.

Komisi Khusus Presiden untuk Pembunuhan Presiden John F. Kennedy, yang lebih dikenal sebagai Komisi Warren karena dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung Earl Warren, melakukan penyelidikan dari tanggal 29 November 1963 hingga 24 September 1964. Dari hasil penyelidikan, Warren menyimpulkan bahwa Oswald menembak Presiden Kennedy atas keinginannya sendiri dan tidak ada bukti bahwa dia atau Ruby terlibat dalam konspirasi apa pun.

Sebuah dokumen rahasia juga menyebut bahwa Oswald tidak pernah menerima pelatihan KGB atau penugasan KGB apa pun. Karena ketidakstabilan mentalnya, tidak ada organisasi intelijen Soviet, khususnya Departemen Ketigabelas untuk urusan Pembunuhan dan Sabotase, yang mempertimbangkan untuk menggunakan dia sebagai agen Soviet.

Tapi pada Januari 1979, Komite Khusus Pembunuhan DPR AS, setelah penyelidikan selama dua tahun, melaporkan bahwa mungkin ada pembunuh kedua yang ikut melepaskan tembakan. Perdebatan dan spekulasi, terlebih mengenai siapa saja yang Oswald temui selama kunjungan terakhirnya di New Orleans, berlanjut hingga saat ini. [BP]