Ilustrasi: Buku Sabam Sirait, Berpolitik Bersama 7 Presiden/Konek

Koran Sulindo – Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sabam Sirait mengatakan politik negara menentukan arah dan tujuan bangsa dan negara.

“Oleh karena itu jangan ijinkan wajah lama dalam menentukan masa depanmu, masa depan kita, masa depan saudara. Kita boleh berbeda pendapat tetapi kita jugalah yang menentukan masa depan bangsa ini, bangsa Indonesia,” kata Sabam di Jakarta, Minggu (19/11), seperti dikutip Antaranews.com.

Sabam menceritakan pada 1964, saat menjadi Sekjen Parkindo, ia membuat sekolah kader Parkindo di Jatinegara, Jakarta. Parkindo lahir karena ada pembicaraan di Konstituante, lembaga sejenis MPR yang berdiri berdasarkan UUD Sementara tahun 1950.

Parkindo pada 1973 berfusi dengan PNI, Partai Republik, IPKI, dan Murba menjadi Partai Demokrasi Indonesia.

Sabam bersama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terlibat bersama membentuk partai PDI Perjuangan.

“Secara khusus Parkindo dalam sejarahnya mengambil peranan yang besar dalam program pendidikan bangsa ini, walaupun tidak pernah kadernya menjadi Menteri Pendidikan saat itu, tetapi orang-orang Parkindo diseluruh Indonesia mengambil peranan aktif dalam pendidikan,” kata Ketua Dewan Pembina Yayasan Komunikasi Indonesia (YKI) tersebut.

Mengingat pentingnya politik, Sabam kemudian mendirikan sekolah kader Ekumenis-Nasionalis yang berlokasi di Yayasan Komunikasi Indonesia Jalan Matraman Raya no 10 A, Jakarta Timur.

Kegiatan sekolah kader tersebut merupakan kerja sama antara Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan YKI dalam rangka merekrut kader terbaik dari berbagai latar belakang, baik itu profesi, suku, dan lembaga.

Sementara itu, Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly mengatakan sekolah politik sangat diperlukan untuk menjawab tantangan zaman.

“Ini merupakan medium yang menjawab tantangan zaman, dimana penguatan kader-kader untuk bersatu mendapat pencerahan dan penguatan untuk menjadi kader yang tangguh ke depannya,” kata Yasona. [DAS]