Jakarta – Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan Paus Leo XIV melalui sambungan telepon pada Rabu (04/06 2025).
Saat bertukar pandangan dengan Paus mengenai situasi di Ukraina, Putin menegaskan kembali keinginannya untuk mencapai perdamaian melalui cara politik dan diplomatik.
Ia tetap berpegang pada prinsipnya, bahwa untuk mencapai penyelesaian akhir yang adil dan menyeluruh, Rusia harus menghilangkan akar penyebab krisis.
Pertukaran Tahanan Perang
Dalam panggilan telepon bersama Paus Leo XIV, Putin juga membahas hasil pembicaraan langsung antara Rusia dan Ukraina di Istanbul, yaitu pertukaran tawanan perang dan jenazah tentara yang tewas.
Rusia menyetujui usulan pertukaran setidaknya 1.000 tahanan dengan Ukraina. Angka ini sudah mencakup mereka yang terluka, sakit parah, dan berusia di bawah 25 tahun.
Rusia memperkirakan kedua negara akan menukar sekitar 1.200 orang, menjadikannya pertukaran tawanan perang terbesar yang pernah tercatat. Pertukaran diharapkan berlangsung pada tanggal 7-9 Juni mendatang.
Rusia juga mengusulkan, secara sepihak, untuk memindahkan lebih dari 6.000 jenazah tentara Ukraina ke Kiev menggunakan mobil berpendingin, tempat mereka saat ini disimpan.
Ukraina Serang Warga Sipil di Rusia
Putin berharap Vatikan akan terus berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah kemanusiaan yang mendesak.
Keinginannya didasarkan pada perhatian khusus pada fakta bahwa rezim Kiev mengandalkan peningkatan konflik dan menyabotase infrastruktur sipil di wilayah Rusia.
Ia menyebut serangan Ukraina terhadap warga sipil secara tegas didefinisikan sebagai terorisme oleh hukum internasional.
Ukraina menyerang fasilitas infrastruktur kereta api di wilayah Bryansk dan Kursk di Rusia sebanyak tiga kali—satu pada 31 Mei dan dua pada 1 Juni—menggunakan bahan peledak plastik buatan luar negeri dan modul kontrol LoRa buatan dalam negeri.
Dalam serangan pertama, 122 orang terdampak. Masinis kereta dan enam penumpang tewas, sementara 66 orang terluka, termasuk empat anak.
Serangan kedua membakar lokomotif dan melukai masinis kereta serta dua asistennya. Serangan ketiga merusak rel kereta api dan lokomotif. [BP]