Pesawat udara jenis Boeing 737 yang paling diminati di dunia [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Kecelakaan pesawat udara Lion Air JT-610 di Perairan Karawang, Jawa Barat menimbulkan pertanyaan mengenai tipe pesawat tersebut. Pabrikan Boeing itu adalah jenis 737 terbaru dengan tipe MAX-800. Uji coba terbang pertama pesawat ini dilakukan pada Januari 2016.

Armada tipe MAX ini resmi digunakan sebagai pesawat komersial baru Mei 2017 oleh Malindo Air, anak usaha dari Lion Air di Malaysia. Dan pesawat Lion Air yang jatuh di Perairan Karawang itu juga tipe MAX-800. Uji coba terbang tipe ini dilakukan pada Juli 2018 dan dikirim ke Lion Air dua minggu kemudian.

Berdasarkan data yang dimuat airlinesratings.com, lembaga pemeringkat keselamatan penerbangan sebagaimana yang dikutip Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), tipe pesawat udara komersial yang paling diminati untuk dioperasikan adalah Boeing jenis 737. Menurut Geoffrey Thomas, pendiri airlineratings.com, jumlah pesawat jenis itu yang sudah terjual hingga akhir 2018 nanti mencapai 14.956 unit.

Lalu, urutan kedua disusul Airbus jenis A320 dengan jumlah terjualnya mencapai 14.281 pesawat. Berdasarkan jumlah, Boeing disebut mampu menyelesaikan 52 pesawat per bulan dan Airbus menghasilkan 55 pesawat per bulan. Dan kedua produsen pesawat itu berencana akan menaikkan produknya per bulan untuk tahun depan.

Thomas melalui lembaganya mengumpulkan data untuk mengurutkan tipe pesawat udara jenis jet komersial yang paling diminati itu memang tanpa dilandasi aspek keselamatan. Hanya berdasarkan jumlah unit yang terjual dan telah dipublikasikan informasinya. Dengan kata lain, mungkin ada hubungan antara jumlah jenis pesawat yang akan dibeli dengan tingkat kepercayaan konsumen (maskapai) terhadap kinerja pesawat yang akan dioperasikan itu.

Yang pasti Geoffrey Thomas menulis hanya berdasarkan urutan jumlah terbanyak terjual untuk kebutuhan armada pesawat dari maskapai, perseorangan atau negara. Hasilnya, dua pabrikan raksasa pesawat masih mendominasi pasar penjualan pesawat udara. Mereka adalah Boeing dan Airbus itu.

Geoffrey Thomas memang dikenal dengan lembaga pemeringkat keselamatan yang didirikannya itu. Menurut ICAO, airlineratings.com memberikan gambaran yang paling mendekati kebenaran tentang peringkat keselamatan sebuah maskapai. Thomas dan stafnya mengukur peringkat keselamatan secara ketat dengan menggunakan 5 indikator yang kredibel. Salah satunya adalah audit menyeluruh milik ICAO dan jejak keselamatan 10 tahun terakhir dari maskapai tersebut.

Itu sebabnya, lembaga Thomas acap menjadi rujukan berbagai media populer seperti CNN International, The Washington Post, The New York Times dan Daily Telegraph. Berdasarkan lembaga itu pula, peringkat keselamatan Lion Air dengan berbagai ukurannya mendapat bintang 6. Sedangkan untuk Batik Air, anak usaha Lion Air mendapat bintang 7. Dengan kata lain, peringkat keselamatan maskapai ini terjamin karena memenuhi syarat-syarat standar keselamatan penerbangan internasional.

Pertanyaannya: mengapa maskapai dengan peringkat keselamatan tinggi masih mengalami kecelakaan? [KRG]