Lokasi yang terkena dampak setelah serangan rudal Iran terhadap Israel, di Bnei Brak, Israel, 16 Juni 2025. (Sumber: Council on Foreign Relations)

Jakarta – Konflik Israel-Iran memasuki hari kelima pada Selasa (17/06/2025).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Senin (16/06/205) bahwa negaranya “mengejar tiga tujuan utama: penghapusan program nuklir, penghapusan kemampuan produksi rudal balistik, dan penghapusan poros terorisme”.

Ia menegaskan, “Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencapai tujuan ini, dan kami berkoordinasi dengan baik dengan Amerika Serikat,” katanya.

Berikut ini adalah perkembangan terbaru dalam konflik Israel-Iran, dikutip dari NBC News.

1. Karyawan TV Pemerintah Iran Tewas dalam Serangan Israel

Seorang karyawan TV pemerintah tewas dalam serangan terhadap sebuah gedung yang digunakan oleh layanan penyiaran nasional Iran, menurut Kantor Berita Fars, kantor berita milik pemerintah yang dikelola oleh Korps Garda Revolusi Islam.

Serangan itu menghantam sebuah gedung di Teheran yang digunakan oleh Jaringan Berita Republik Islam Iran.

Korban diidentifikasi sebagai Masoumeh Azimi, seorang karyawan Islamic Republic of Iran Broadcasting, sebuah unit penyiaran milik negara yang memiliki dan mengoperasikan beberapa stasiun televisi dan radio nasional dan regional, termasuk jaringan berita.

Sebelum berita kematian tersebut, media pemerintah Iran melaporkan bahwa sedikitnya 224 orang telah tewas sejak Israel mulai mengebom Iran pada Jumat (13/06/2025).

Serangan balasan Iran telah menewaskan sedikitnya 24 orang di Israel, kata kantor Netanyahu.

2. Israel Sebut 2.775 Orang Mengungsi dan Klaim 14.583 Kerusakan

Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, mengatakan ribuan penduduk telah dievakuasi sebagai respons atas serangan Iran.

“Tim kami telah menangani, hingga Sabtu, 14.583 klaim atas kerusakan langsung akibat serangan Iran,” kata Smotrich dalam rilisnya hari ini.

“Kami membantu 2.775 penduduk yang mengungsi dari rumah mereka, sebagian besar dari mereka ditampung di hotel melalui otoritas setempat dengan model yang telah kami tentukan sebelumnya.”

“Sejauh ini, kami telah mengidentifikasi 24 bangunan yang ditetapkan untuk dihancurkan,” tambahnya.

3. Iran dan Israel Menerima Pesan Darurat Palsu

Saat Iran dan Israel saling tembak rudal, warga di kedua negara menerima pesan darurat palsu di ponsel mereka.

Beberapa warga Iran menerima panggilan dari nomor Irak dengan rekaman pesan yang memerintahkan mereka untuk menimbun barang-barang penting, kata Amir Rashidi, seorang peneliti Iran di Miaan Group, organisasi nirlaba yang mengadvokasi hak asasi manusia di Iran.

Rashidi memperoleh rekaman panggilan tersebut dan menerjemahkannya serta membagikannya dengan NBC News.

Direktorat Siber Nasional Israel mengeluarkan peringatan hari ini tentang kampanye pesan teks yang mengklaim kekurangan bahan bakar dan mencegah warga Israel mencari perlindungan.

4. Netanyahu Tidak Mengesampingkan Kemungkinan Membunuh Ayatollah Khamenei

Netanyahu mengisyaratkan pada jumpa pers hari ini bahwa ia tidak tertarik pada gencatan senjata.

Netanyahu menegaskan kembali bahwa tujuan Israel dalam memulai eskalasi pada hari Jumat adalah untuk menghilangkan program nuklir Iran, produksi rudal balistiknya, dan “poros teror.”

“Pertama-tama, kami tertarik untuk mencapai hasil yang saya sebutkan—penghapusan tiga ancaman yang saya uraikan,” katanya ketika ditanya tentang gencatan senjata.

“Kami tidak akan mundur dari itu, dan rakyat Israel tidak akan menerima hal yang kurang dari itu.”

Netanyahu tidak mengesampingkan kemungkinan pergantian rezim atau pembunuhan Ayatollah Ali Khamenei.

“Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan,” katanya.

5. Iran Ingin Israel Melakukan Gencatan senjata

Dalam tiga hari terakhir, Iran dilaporkan meminta beberapa negara untuk membujuk Trump agar mendesak Israel segera melakukan gencatan senjata, kata seorang diplomat Timur Tengah yang mengetahui situasi tersebut kepada NBC News.

Iran telah menghubungi Qatar, Arab Saudi, Oman, Turki, dan beberapa negara Eropa untuk berbicara dengan Trump, kata diplomat tersebut.

Sebagai imbalan atas gencatan senjata, Iran akan menawarkan fleksibilitas dalam perundingan nuklir.

6. Konflik dapat Menyebabkan Perubahan Rezim di Iran

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengisyaratkan perubahan rezim di Iran dapat menjadi kemungkinan akibat serangan militer Israel terhadap negara tersebut.

Netanyahu menyampaikan komentar tersebut dalam sebuah wawancara dengan Fox News yang ditayangkan kemarin, dengan mengatakan Israel akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menghilangkan “ancaman eksistensial” yang ditimbulkan oleh Iran.

Komentarnya muncul setelah adanya laporan bahwa Trump telah menolak usulan Israel untuk membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, dan seorang pejabat AS juga memberi tahu NBC News tentang perkembangan tersebut.

Dalam wawancaranya dengan Fox News, Netanyahu tidak secara langsung membantah laporan awal dari kantor berita Reuters tentang rencana percobaan pembunuhan itu, tetapi ia menepis “laporan palsu” tentang diskusi antara AS dan Israel.

7. Serangan Israel Menghancurkan Kepemimpinan Militer dan Ilmiah Iran

Sementara Presiden Donald Trump mungkin telah menolak usulan Israel untuk membunuh pemimpin tertinggi Iran, menurut seorang pejabat AS, serangan Israel selama empat hari terakhir telah secara efektif memenggal kepemimpinan militer Teheran dan menghancurkan komunitas ilmuwan nuklirnya.

Pejabat tinggi militer Iran, Mohammad Hossein Bagheri, termasuk di antara orang pertama yang tewas dalam serangan Israel, dengan media pemerintah Iran dan militer Israel melaporkan kematiannya minggu lalu.

Jenderal Hossein Salami, panglima tertinggi Garda Revolusi Islam, dan Mayjen Gholam Ali Rashid, pejabat tinggi Garda, juga termasuk di antara mereka yang tewas, bersama dengan sejumlah pemimpin militer dan intelijen lainnya, menurut media pemerintah, termasuk Jenderal Mohammad Kazemi, kepala intelijen pasukan tersebut.

Komunitas ilmiah Iran juga terkena dampak serangan Israel.

Militer Israel mengatakan telah menewaskan sedikitnya sembilan ilmuwan di Iran, termasuk ilmuwan nuklir terkemuka Mohammad-Mehdi Tehranchi, yang kematiannya dikonfirmasi secara terpisah oleh Universitas Shahid Beheshti di Teheran.

8. Israel Klaim Superioritas Udara Atas Teheran

Militer Israel mengatakan telah mencapai “superioritas udara penuh” atas Teheran, dengan seorang juru bicara membandingkan kemampuan Israel dengan yang terlihat di Jalur Gaza, Lebanon, dan Tepi Barat yang diduduki.

Pasukan Israel kemarin menyelesaikan gelombang serangan baru di Teheran, yang menargetkan lebih dari 20 “pusat komando” militer dan Pasukan Quds, sayap luar negeri Garda Revolusi Iran, kata juru bicara IDF Effie Defrin dalam sebuah pengarahan hari ini.

Israel juga mengatakan telah menghancurkan sepertiga peluncur rudal Iran, sekitar 50 pesawat militer, dan lebih dari 20 rudal permukaan-ke-permukaan. [BP]