Direktur Keuangan Huawei Meng Wanzhou [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Lama tak muncul ke publik, pendiri sekaligus miliarder Huawei mulai angkat bicara mengenai memburuknya hubungan Tiongkok dengan Amerika Serikat (AS). Perusahaannya kini menghadapi masalah “besar” karena tudingan AS bahwa Huawei digunakan militer Tiongkok sehingga mengancam keamanan nasional AS dan sekutunya.

Seperti dilaporkan South China Morning Post pada Selasa (15/1), Ren Zhengfei justru memuji Presiden Donald Trump sebagai pemimpin yang hebat. Itu sebabnya, pihaknya akan menunggu dan melihat apakah pemimpin AS itu akan mencampuri kasus anaknya yang juga merupakan Direktur Keuangan Huawei Meng Wanzhou.

Meng pada Desember lalu ditangkap oleh aparat berwenang Kanada atas permintaan AS. Meng kini sudah bebas dengan jaminan dan AS meminta Kanada untuk mengekstradisinya segera. Huawei ikut dikenakan sanksi karena membuat kesepakatan bisnis dengan Iran. AS tidak terima dengan itu lantaran Iran sedang dalam embargo ekonomi.

Ren kembali muncul ke publik setelah kemunculannya terakhir pada 2015. Huawei merupakan simbol perusahaan teknologi Tiongkok yang sedang berkembang. Salah satu pengamat bisnis berbasis Shanghai, Brock Silvers mengatakan, Ren dinilai tidak banyak melayani wawancara sehingga strateginya dengan muncul ke publik adalah jalan yang baik.

Ancaman bisnis yang dihadapu Huawei di Eropa adanya nyata, sehingga bisa dimengerti mengapa ia memutuskan untuk tampil di publik. Itu berarti Ren memandang masalah yang dihadapi Huawei adalah serius.

Sebelumnya, AS telah melarang setiap warganya untuk menggunakan Huawei karena mengancam keamanan nasional negeri itu. Para pakar telah mngatakan, ada risiko potensial, tidak hanya dalam hal infrastruktur telekomunikasi, namuan disebut terlibat kerja-kerja spionase militer Tiongkok. AS juga mengimbau sekutunya agar memblokir Huawei.

Seperti Inggris dan Selandia Baru, Jepang juga memblokir Huawei. Perusahaan ini sesungguhnya telah berkali-kali membantah tidak ada bekerja sama dengan militer Tiongkok. Terlebih Huawei disebut sebagai perusahaan swasta. Ren memastikan mencintai negaranya dan mendukung Partai Komunis.

Ia akan tetapi memastikan tidak melakukan apapun untuk “menyakiti dunia”. Ren memastikan tidak ada hubungan akrab antara keyakinan politiknya secara pribadi dan bisnis yang dijalankan Huawei. [KRG]