Koran Sulindo – Iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan meningkat dalam tiga bulan pertama pada 2017. Dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama, iuran BPJS Kesehatan hanya Rp 14,93 triliun. Tahun ini menjadi Rp 17,49 triliun.
“Tumbuh 17,15 persen,” kata Kepala Departemen Komunikasi dan Humas BPJS Kesehatan Irfan Humaidi seperti dikutip Kontan pada Rabu (10/5).
Peningkatan pendapatan iuran itu berbanding lurus dengan meningkatnya jaringan perbankan dan mitra kerja. Selain bekerja sama dengan Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BTN, BPJS Kesehatan menggandeng Payment Point Online Banking sebanyak 422 ribu jaringan. Pembayaran juga bisa dilakukan lewat internet banking, autodebet dan kartu kredit dari BNI dan BCA.
Seluruh jalur pembayaran iuran itu lalu memberi kontribusi meningkatnya iuran BPJS Kesehatan. Menurut Irfan, segmen dan tempat tinggal peserta turut mempengaruhi metode pembayaran. Di kota, misalnya, sebagian besar peserta membayar lewat layanan anjungan tunai mandiri (ATM).
“Sedangkan, masyarakat yang tidak punya rekening bank membayar melalui gerai ritel modern atau tradisional,” kata Irfan menambahkan.
Kendati mengakui iuran pendapatan meningkat, BPJS Kesehatan belum menghitung jumlah klaim kurtal (tiga bulan) pertama pada 2017. Juga termasuk klaim pelayanan pada November dan Desember pada 2016.
Irfan mengatakan, pihanya juga menargetkan peningkatan jumlah peserta menjadi 201 juta orang. Jumlah peserta hingga kuartal pertama 2017 mencapai 175 juta peserta. Jumlah ini juga meningkat dari tahun sebelumnya hanya 164 juta.
Pendapatan BPJS Kesehatan dari iuran pada tahun lalu mencapai Rp 67,5 triliun. Jumlah itu meningkat 25 persen dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 53,9 triliun. [KRG]