Koran Sulindo – PDI Perjuangan menyambut gembira dan bersyukur atas nomor pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang sarat dengan pesan sejarah untuk menjaga NKRI dengan hanya satu dasar Pancasila.
“Tiga hari yang lalu, Ibu Megawati Soekarnoputri menyampaikan harapannya untuk mendapatkan nomor 1. Maknanya sangat jelas, Pak Jokowi 1 periode lagi dan terdepan di dalam memerjuangkan kemajuan Indonesia Raya,” kata Hasto di Jakarta, Jumat (21/9).
Hasto mengapresiasi apa yang disampaikan Jokowi bahwa Prabowo dan Sandiaga Uno adalah sahabat lama.
“Pernyataan ini adalah suara mata hati Pak Jokowi. Sangat menyejukkan. Bahkan ajakan Pak Jokowi untuk berkontestasi politik dengan beradu kontestasi program, gagasan, rekam jejak, dan adu prestasi, adalah awal yang sangat positif,” papar Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin itu.
Menurut Hasto, imbauan petahana itu untuk menjauhkan fitnah, dan jangan sampai saling menghina, merupakan sebuah ajakan yang genuine, dari lubuk hati paling dalam.
Karena itulah, PDI Perjuangan berharap agar semua pihak, khususnya seluruh tim kampanye memiliki komitmen yang sama dengan ajakan tersebut.
“Marilah kita wujudkan Pilpres dan Pileg sebagai pendidikan politik yang membawa kegembiraan bagi seluruh anak bangsa,” kata Hasto.
Hasto melanjutkan, pihaknya akan mengatur mekanisme di internal agar tidak melanggar aturan kampanye dan meminta KPU dan Bawaslu berperan aktif dan fair dalam sebuah Pilpres yang akan menjadi tugas berat dan sejarah baru karena digelar bersamaan dengan Pileg.
“Imbauan Pak Jokowi untuk adu gagasan, ide dan jauhi fitnah, akan jadi catatan untuk kedua timses paslon,” kata Hasto.
Nomor urut 1 itu, kata Hasto, juga bisa diartikan sarat dengan pesan sejarah bangsa Indonesia, yakni bahwa bangsa Indonesia merupakan negara yang mendasarkan diri pada satu azas, Pancasila.
“Sarat dengan pesan sejarah untuk menjaga NKRI dengan hanya satu dasar, Pancasila,” lanjut dia.
Pasangan capres dan cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin mendapatkan nomor urut 1 di pemilihan presiden 2019 sedangkan Prabowo-Sandi mendapat nomor urut 2.
“Alhamdulillah kami Joko Widodo dan Kiai Ma’ruf Amin mendapatkan nomor 1. Satu. Memang yang diperebutkan adalah RI 1,” kata Jokowi yang disambut riuh pendukungnya.
Dalam kesempatan itu Jokowi berpesan agar pemilu 2019 menjadi ajang beradu program, gagasan, ide, rekam jejak, dan prestasi. Bukan beradu fitnah, saling mencemooh dan menjelekkan.
“Jangan sampai karena kontestasi ini, silaturahmi antara kita menjadi tidak baik. Saya masih bisa bertelepon dengan Pak Prabowo dan Pak Sandiaga, karena saya sudah lama kenal Pak Prabowo, juga Pak Sandiaga,” kata Jokowi.
Sebelumnya diketahui teknis pengambilan nomor urut dimulai dari mengambil nomor giliran pengambilan yang dilakukan oleh masing-masing cawapres. Berdasar nomor giliran yang paling kecil, capres akan mengambil nomor urut pasangan calon.
Sandiaga Uno mendapatkan nomor 1 dan Ma’ruf Amin mendapatkan nomor 10. Karena Sandiaga Uno yang mendapatkan nomor terkecil, maka Prabowo Subianto yang terlebih dahulu mengambil undian nomor yang telah dipersiapkan dalam sebuah tabung bulat.
Setelah keduanya sama-sama memegang nomor, baru kemudian kertas yang berisi nomor undian tersebut dipersilakan untuk dibuka yang menunjukkan Jokowi – Ma’ruf nomor urut 1 dan Prabowo – Sandiaga nomor urut 2. [CHA/TGU]