Ilustrasi

Koran Sulindo – Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri akan mengantar langsung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang diusung PDIP ke KPU DKI. Rencananya, pendaftaran dilaksanakan pagi ini sekitar pukul 10.00 WIB.

Selasa (20/9) malam PDIP resmi mengumumkan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat sebagai calon gubernur dan wakil gubernur.

KPU DKI membuka pendaftaran bakal cagub dan cawagub periode 2017-2022 mulai Rabu (21/9) dan ditutup Jumat (23/9) nanti.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan ada beberapa pertimbangan akhirnya memutuskan mengusung Ahok-Djarot.

“Pertama, Ahok hingga saat ini adalah petahana Gubernur DKI Jakarta yang bertugas meneruskan tugas pasangan Jokowi-Ahok yang sebelumnya telah diusung PDI Perjuangan pada Pilkada tahun 2012 yang lalu,” kata Hasto saat deklarasi, Selasa (20/9) malam.

Langkah mengusung Ahok-Djarot juga dinilai sejalan dengan ideologi PDIP, yaitu Pancasila 1 Juni 1945 dan Trisakti.

“Ketiga, pasangan Ahok-Djarot dalam pandangan PDIP mempunyai komitmen yang teguh dalam melaksanakan ideologi partai serta mampu bersinergi dengan pemerintah pusat dalam mengejawantahkan praktik pemerintahan,” katanya.

Terakhir, PDIP menilai Ahok-Djarot mampu meneruskan dan mengimplementasikan visi dan misi Jakarta Baru yang diusung pasangan Jokowi-Ahok pada Pilkada 2012.

Selain itu, hasil survei selama satu tahun terakhir yang konsisten menunjukkan tingkat kepuasan publik DKI Jakarta yang tinggi terhadap kinerja pasangan tersebut.

Syarat dari Megawati

Sebelumnya, Megawati meminta syarat kepada Ahok agar partainya diposisikan sebagai partai pengusung utama pasangan calon.

“PDIP yang menjadi pengusung utama, itu syaratnya,” kata Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Keagamaan, Hamka Haq, usai pertemuan internal partai bersama Megawati, Ahok dan Djarot, di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar Nomor 27A, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/9) sore.

Ahok menyetujui syarat tersebut.

“Jadi yang menjadi pedukung utama adalah PDIP. Yang lain-lain ikut bersama mendukungnya,” kata Hamka.

Sebelum PDIP bergabung, Ahok didukung tiga partai politik yakni Hanura, NasDem, dan Golkar.

Di halaman depan kantor PDIP jalan Diponegoro Jakarta, sekelompok orang yang memakai kaus bertulisan “Risma for DKI 1” bergantian melakukan orasi dan meminta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini diusung sebagai calon Gubernur DKI pada 2017. “Tolak Ahok! Ahok tukang gusur!”

Namun sekitar pukul 20.35 WIB, demonstrasi itu pelan-pelan bubar denbgan sendirinya setelah televisi menyiarkan langsung pengumuman yang dibacakan Sekjen PDIP.

Pengumuman Ahok-Djarot serentak dengan calon kepala daerah/calon wakil kepala daerah lain yang diusung PDIP pada rangkaian Pilkada 2017.

PDIP menyatakan telah memantapkan komposisi pasangan calon kepala daerah di 101 provinsi dan kabupaten/kota yang akan melaksanakan pilkada.

Survei

Pekan lalu, lembaga survei Poltracking dalam survei simulasinya menyatakan pasangan Ahok-Djarot akan unggul jauh jika dihadapkan dengan pasangan manapun, terutama jika lawannya adalah pasangan Sandiaga Uno dan Saefullah.

Direktur eksekutif Poltracking Hanta Yuda mengatakan duet Ahok-Djarot dalam survei mendapatkan persentase dukungan sebanyak 41,54 persen. “Angka itu berbanding jauh dengan perolehan Sandiaga-Saefullah yang hanya ada di angka 27,18 persen,” kata Hanta, di Jakarta, Kamis (51/9).

Perolehan angka Sandiaga-Saefullah masih kalah dibandingkan dengan jawaban “tidak tahu/tidak jawab” yang dipilih oleh objek survei.

Survei itu memiliki margin error sebesar empat persen. [CHA/DAS]