Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat/Koran Suluh Indonesia

Koran Sulindo – Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menyatakan pasangan Eri Cahyadi-Armudji di Pilwakot Surabaya terus dikepung, difitnah, bahkan kubu lawan coba menerapkan politik pecah belah ala Belanda. Tak hanya itu, kubu lawan juga bermain politik sembako dan anggaran kampanye yang begitu besar.

Menurut Djarot, hal itu justru membuat soliditas partainya memenangkan pasangan Eri Cahyadi-Armudji di Pilwalkot Surabaya semakin kuat. Dukungan masyarakat Surabaya ke pasangan nomor urut 1 penerus Tri Rismaharini tersebut juga makin besar.

“Jurus pemecah belah tidak efektif dan itu justru membuktikan rendahnya etika dan moralitas tim kampanye nomor 2. PDI Perjuangan makin solid,” kata Djarot, dalam keterangan resminya, Jakarta, Minggu (29/11).

Terlebih, kata Djarot, apa yang dilakukan mereka dengan merekrut Seno atau Jagad Hariseno adalah langkah panik, karena memang tidak punya rekam jejak unggulan. Kubu Machfud Arifin-Mujiaman tidak punya narasi dan program yang membawa kemajuan Kota Surabaya.

“Karena itulah mereka hanya bisa menjelek-jelekkan pihak Risma, Eri dan Armudji. Lihat saja Lagu ‘Habisi Risma’. Yang terjadi malah arus balik dan menguatnya dukungan paslon nomor 1,” ujar mantan Wali Kota Blitar itu.

Hal senada disampaikan Puti Guntur Soekarno. Cucu Bung Karno itu juga tidak tinggal diam. Puti mengatakan bahwa dirinya tahu persis bagaimana Ketua Umum Megawati Soekarnoputri mengambil keputusan calon wali kota Surabaya dengan hati-hati dan penuh pertimbangan.

“Yang dikedepankan oleh Ibu Megawati adalah kepentingan rakyat Surabaya, kemajuan kotanya, dan Eri dinilai paling pantas melanjutkan kepemimpinan Risma-Wisnu. Ketika Mas Armudji, sosok senior Partai ditetapkan sebagai calon wakil, maka disitulah kepentingan masyarakat Surabaya dikedepankan,” terang Puti.

Puti yang juga Anggota DPR itu melanjutkan, dirinya justru meminta seluruh simpatisan, anggota, dan kader Partai untuk terus berjuang dengan penuh keyakinan bersama rakyat.

“Seluruh simpatisan, anggota, dan kader Partai jangan tolah-toleh. Tetap berjuang untuk menangkan Eri-Armudji. Jangan terpengaruh lawan. Mereka tidak percaya diri,” ucap Puti.

“Saya yakin, apa yang disampaikan Saudara Sena tidak banyak pengaruhnya. Kita terus tegak lurus bersama Ibu Megawati untuk kehebatan Surabaya. Mari maju bersama PDI Perjuangan, galang kekuatan rakyat,” imbuh Puti.

PDI Perjuangan juga memantau apa yang dilakukan Tim Kampanye MA-Mujiaman, termasuk mendaur ulang wawancara Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Kusnadi, pada bulan Juli lalu. Hal ini dinilai semakin menambah deretan masalah etika dan moralitas kepemimpinan paslon nomor 2 itu.

Menanggapi itu, Kusnadi menegaskan, politik segala cara telah dimainkan. Apa yang dilakukan kubu MA-Mujiaman, telah merendahkan martabat rakyat Surabaya.

“Seakan-akan bagi mereka, bahwa sepertinya pemimpin itu bisa dibeli dengan uang. Mereka lupa bahwa jurus adu domba, pamer mobil mewah, pamer logistik dan pamer lagu ‘Habisi Risma’ adalah jurus dan strategi kampanye yang jauh dari etika dan moral politik,” kata Kusnadi.

“Jiwa kepahlawanan rakyat Surabaya, justru semakin kuat menyatu dengan kepemimpinan Risma, Eri dan Armudji,” kata Kusnadi. [CHA]