Ilustrasi hujan daging. (Foto: Times Of India)

Fenomena alam sering kali menjadi objek penelitian menarik dalam dunia sains, terutama ketika peristiwa yang terjadi menyimpang dari pola alam yang umum. Salah satu kasus langka yang masih menjadi perdebatan hingga kini adalah insiden yang dikenal dengan istilah Kentucky Meat Shower, atau hujan daging di Kentucky, yang terjadi pada 10 Maret 1876.

Peristiwa ini menarik perhatian ilmuwan karena menyuguhkan anomali dalam bentuk jatuhnya material biologis yang menyerupai daging dari langit dalam kondisi cuaca cerah. Sejumlah teori ilmiah pun bermunculan untuk menjelaskan kejadian ini, mulai dari hipotesis terkait mikroorganisme hingga dugaan keterlibatan satwa liar.

Melalui artikel ini, kita akan menelusuri kronologi peristiwa tersebut serta berbagai pendekatan ilmiah yang digunakan untuk memahami fenomena yang hingga kini masih menyisakan tanda tanya.

Langit biasanya menurunkan hujan, salju, atau kadang-kadang es. Tapi pada 10 Maret 1876, penduduk di Olympian Springs, sebuah wilayah kecil di Bath County, Kentucky, Amerika Serikat, menyaksikan sesuatu yang jauh lebih aneh yaitu langit menurunkan potongan daging. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan nama Kentucky Meat Shower, atau hujan daging Kentucky.

Kejadian ini berlangsung pada siang hari yang cerah. Tidak ada badai. Tidak ada angin puting beliung. Tidak ada fenomena atmosfer lain yang mencolok. Saat itu, istri seorang warga bernama Allen Crouch sedang berada di teras rumahnya, sibuk membuat sabun seperti biasanya. Namun, di tengah rutinitas itu, dari langit yang biru tanpa awan, turunlah bongkahan-bongkahan daging yang menutupi tanah seluas sekitar 99 meter panjangnya dan 46 meter lebarnya.

Daging-daging itu jatuh seperti kepingan salju besar, kata Allen Crouch dalam keterangannya. Beberapa potong bahkan menempel di pagar rumah, dan sebagian lainnya berserakan di tanah. Kejadian ini cepat menyebar dan menarik perhatian banyak orang. Warga dari berbagai penjuru berdatangan untuk melihat langsung fenomena aneh itu. Salah satu dari mereka, Harrison Gill, melakukan pengamatan langsung dan mencatat bahwa sebagian besar potongan daging berukuran sekitar 5 x 5 cm, meskipun ada pula yang mencapai 10 cm.

Yang menarik, dua orang pria misterius datang untuk mencicipi potongan daging tersebut. Mereka menyatakan bahwa daging itu terasa mirip daging rusa atau kambing. Pernyataan ini membuat rasa penasaran masyarakat semakin besar: daging apakah sebenarnya yang jatuh dari langit?

Pembuktian

Tiga bulan setelah kejadian, muncul sebuah penjelasan ilmiah pertama. Seorang peneliti bernama Leopold Brandeis menganalisis beberapa spesimen yang diambil dari lokasi kejadian. Ia mengawetkannya dalam gliserin dan setelah melakukan identifikasi, ia menyimpulkan bahwa benda-benda itu bukanlah daging, melainkan nostoc—sejenis organisme mikroskopis dari kelompok sianobakteri yang dapat membentuk koloni.

Nostoc ini, menurut Brandeis, biasanya tidak terlihat dalam cuaca kering, tetapi akan menyerap air dan membengkak membentuk massa seperti agar-agar transparan saat turun hujan. Hal ini kemudian menciptakan ilusi seolah-olah nostoc “jatuh dari langit” padahal mereka sudah ada di tanah sebelumnya, hanya saja tidak tampak oleh mata.

Spesies nostoc yang diidentifikasi oleh Brandeis adalah Nostoc craneum, yang ia deskripsikan memiliki warna yang bisa menyerupai daging, meskipun sebenarnya lebih mirip rumput laut. Penjelasan ini seolah memberikan akhir dari misteri hujan daging, namun kenyataannya tidak sesederhana itu.

Brandeis memberikan beberapa sampel kepada Dr. A. Mead Edwards, seorang ahli histologi yang juga menjabat sebagai presiden Newark Scientific Association. Edwards, setelah melakukan pemeriksaan, justru mengungkapkan bahwa jaringan tersebut kemungkinan besar adalah jaringan paru-paru bayi manusia atau kuda.

Pernyataan ini semakin diperkuat oleh hasil analisis dari Dr. J.W.S. Arnold, seorang ahli histologi lainnya, yang menyimpulkan bahwa jaringan yang diteliti terdiri dari tulang rawan hewan dan jaringan paru-paru. Artikel ilmiah mengenai penemuan ini bahkan diterbitkan dalam The American Journal of Microscopy and Popular Science, yang mencatat bahwa tujuh peneliti berbeda mengonfirmasi hal serupa, jaringan tersebut merupakan campuran antara paru-paru, otot, dan tulang rawan.

Teori Burung Nasar

Di tengah simpang siur berbagai teori, seorang dokter bernama L.D. Kastenbine mengemukakan sebuah hipotesis yang terdengar tidak biasa, namun dianggap paling masuk akal yaitu potongan daging itu adalah muntahan burung nasar.

Menurut laporan dari seorang petani setempat, pada saat kejadian, tampak beberapa burung nasar yang terbang sangat tinggi di langit Olympian Springs. Burung-burung ini dikenal sebagai pemakan bangkai yang memiliki kebiasaan memuntahkan isi perut mereka saat merasa terganggu atau terancam. Jika sekelompok besar burung nasar memuntahkan isi perutnya secara bersamaan di ketinggian, tidak mustahil bongkahan jaringan tubuh hewan bisa jatuh dalam jumlah besar ke satu lokasi tertentu.

Untuk menguji hipotesisnya, Kastenbine membakar sampel yang ia simpan dan menemukan bau khas daging busuk, mirip kambing tengik. Ia juga mencatat bahwa jaringan tersebut terdiri dari berbagai jenis seperti lemak, otot, jaringan ikat semuanya sesuai dengan struktur tubuh hewan yang sudah mati dan membusuk.

Bagi Kastenbine, semua bukti itu mengarah pada satu penjelasan paling masuk akal: daging yang turun dari langit adalah hasil muntahan kolektif burung nasar yang sedang melintasi langit Kentucky.

Sebuah Misteri Alam yang Abadi

Lebih dari satu abad telah berlalu sejak peristiwa hujan daging di Kentucky itu terjadi. Meski sains telah banyak memberikan penjelasan, baik melalui teori nostoc maupun hipotesis muntahan burung nasar, tetap saja fenomena ini menyisakan ruang untuk keheranan dan rasa ingin tahu. Apakah benar sekelompok burung pemakan bangkai secara bersamaan memuntahkan isi perutnya di atas rumah Allen Crouch? Atau apakah mungkin ada sesuatu yang belum terjelaskan sepenuhnya oleh sains modern?

Yang pasti, peristiwa ini menjadi bagian dari catatan sejarah alam yang ganjil, memadukan unsur keanehan, sains, dan misteri dalam satu bingkai. Kentucky Meat Shower bukan hanya tentang daging yang jatuh dari langit tetapi juga tentang bagaimana manusia merespons hal yang tak bisa mereka pahami, dengan rasa ingin tahu, penelitian, dan cerita-cerita yang terus hidup dari generasi ke generasi. [UN]