Setiap tanggal 3 Juni, masyarakat Kabupaten Bogor merayakan sebuah tonggak sejarah penting yaitu hari jadi kabupaten yang kini dikenal luas sebagai “Kota Hujan.” Tanggal ini dipilih bukan tanpa alasan, ia merujuk pada peristiwa pelantikan Sri Baduga Maharaja, Raja Pajajaran yang melegenda, yang terjadi pada 3 Juni 1482 dalam sebuah upacara agung bernama “Kedabhakti.”
Momentum ini tidak hanya menjadi simbol kejayaan masa lalu, tetapi juga penanda perjalanan panjang Bogor dari sebuah kampung kecil di masa kolonial hingga menjadi salah satu kabupaten termaju di Jawa Barat.
Dalam peringatan hari jadi yang ke-543 ini, menarik untuk menelusuri kembali jejak sejarah, asal-usul nama, hingga transformasi pemerintahan yang membentuk Kabupaten Bogor seperti yang kita kenal hari ini.
Awal Mula dan Penetapan Hari Jadi
Melansir laman resmi Kabupaten Bogor, kota ini dahulu dikenal dengan nama Regentschap Buitenzorg, merupakan salah satu wilayah administratif penting di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Terletak strategis di kawasan Jabodetabek, kabupaten ini memiliki ibu kota di Cibinong.
Wilayahnya berbatasan langsung dengan Kabupaten Tangerang, Kota Depok, Kota dan Kabupaten Bekasi di utara, Kabupaten Karawang di timur, Kabupaten Cianjur dan Sukabumi di selatan, serta Kabupaten Lebak di sebelah barat. Dengan cakupan wilayah yang luas, Kabupaten Bogor terbagi ke dalam 40 kecamatan yang menaungi ratusan desa dan kelurahan.
Tanggal 3 Juni ditetapkan sebagai tonggak sejarah berdirinya Kabupaten Bogor. Penetapan ini tidak lepas dari jejak masa lalu Kerajaan Sunda, khususnya peristiwa pelantikan Raja Pajajaran yang terkenal, Sri Baduga Maharaja, pada tanggal 3 Juni 1482. Peristiwa tersebut berlangsung dalam upacara yang disebut “Kedabhakti,” sebuah seremoni kerajaan yang berlangsung selama sembilan hari sebagai wujud penghormatan terhadap raja dan kekuasaan spiritualnya.
Dari Kampung ke Kabupaten: Jejak Kolonial dan Nama Bogor
Sejarah panjang Kabupaten Bogor juga terikat erat dengan masa kolonial Belanda. Nama “Buitenzorg” yang berarti “tempat tanpa kekhawatiran” atau “bebas masalah”, digunakan oleh penjajah Belanda untuk menyebut kawasan ini.
Pada tahun 1745, Gubernur Jenderal Belanda, Gustaf Willem Baron van Imhoff, mengembangkan sebuah kampung yang dikenal sebagai Kampung Bogor. Lokasinya berada di area yang kini dikenal sebagai Kebun Raya Bogor. Perkembangan kampung tersebut kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya kesatuan masyarakat yang tumbuh menjadi Kabupaten Bogor modern.
Asal-usul nama “Bogor” sendiri masih menjadi perdebatan hingga kini. Salah satu versi menyebutkan bahwa nama tersebut berasal dari “Buitenzorg,” bentuk adaptasi dari masa kolonial. Versi lainnya menyatakan bahwa “Bogor” berasal dari kata “Bahai” yang berarti sapi, merujuk pada keberadaan patung sapi di Kebun Raya Bogor.
Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa “Bogor” berasal dari kata “Bokor,” yaitu tunggul pohon enau atau kawung yang banyak tumbuh di daerah ini. Bahkan dalam catatan kolonial, pernah tertulis “Hoofd Van de Negorij Bogor” yang dapat diartikan sebagai Kepala Kampung Bogor.
Julukan dan Identitas Kota
Bogor dikenal luas dengan julukannya sebagai “Kota Hujan.” Julukan ini melekat erat karena daerah ini memiliki curah hujan yang tinggi hampir sepanjang tahun, menciptakan suasana sejuk dan subur yang menjadi daya tarik tersendiri.
Namun bukan hanya itu, Bogor juga dikenal dengan julukan “Kota Buitenzorg” dari masa kolonial, “Kota Seribu Angkot” karena banyaknya angkutan kota yang berseliweran, serta “Kota Jajanan” yang mencerminkan kekayaan kuliner kaki limanya yang khas dan menggoda selera.
Sebagai bagian dari upaya modernisasi dan penataan administrasi, pusat pemerintahan Kabupaten Bogor secara resmi dipindahkan ke Cibinong melalui Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982. Pemindahan ini mulai efektif berjalan sejak tahun 1990, dengan Kantor Pemerintahan Kabupaten Bogor kini secara permanen berada di kawasan Cibinong.
Perpindahan ini juga mencerminkan arah pembangunan kabupaten yang semakin maju dan terintegrasi dengan wilayah metropolitan sekitarnya.
Kabupaten Bogor bukan sekadar entitas administratif, melainkan sebuah kawasan yang menyimpan lapisan sejarah panjang dan kebudayaan yang kaya. Dari kerajaan kuno Pajajaran, kolonialisme Belanda, hingga kini menjadi bagian vital dari kawasan megapolitan, Bogor terus menunjukkan eksistensinya sebagai wilayah yang dinamis dan berperan besar dalam perkembangan Jawa Barat.
Dengan sejarah yang begitu kuat dan identitas yang khas, Kabupaten Bogor tidak hanya menjadi rumah bagi jutaan penduduknya, tetapi juga simbol kekayaan budaya, alam, dan ketahanan sejarah Indonesia. [UN]