Koran Sulindo – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) masih menjadi sumber permasalahan terbesar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) sepanjang tahun ini.
“2018 diharapkan tidak ada lagi gejolak-gejolak di lapas dan rutan seperti tahun sebelumnya,” kata Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly, dalam Refleksi Akhir Tahun Kemenkumham, Rabu (20/12), seperti dikutip ditjenpas.go.id.
Yasonna menyerukan 2018 sebagai tahun evaluasi Pemasyarakatan, apalagi ada penambahan 14.005 petugas Pemasyarakatan baru pada akhir tahun ini dan mulai ditempatkan pada 2018.
“Ini akan sangat membantu pemasyarakatan keluar dan lepas dari penyakit yang telah berakar seperti overcrowded dan kekurangan petugas,” katanya.
Yasonna meminta kementeriannya mampu membuktikan penambahan petugas itu tidak sia-sia.
“Jangan sampai darah dan tenaga baru terkontaminasi dengan sikap mental buruk yang menjadikan Pemasyarakatan semakin terpuruk,” katanya.
Politisi PDI Perjuangan itu meminta Ditjen Lapas memastikan tidak akan ada lagi gejolak besar yang terjadi di lapas dan rutan seperti tahun ini.
Lapas Padat
Menurut data situs ditjenpas.go.id, mayoritas Lapas di Indonesia berisi tahanan di atas kapasitas yang tersedia. Tak heran pelarian narapidana menjadi berita yang biasa beberapa tahun terakhir.
Kepala Subdit Komunikasi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI (Kemenkumham), Akbar Hadi Prabowo, mengatakan terdapat 5 Lapas terpadat di Indonesia, berdasarkan data Sistem Database Pemasyarakatan per 17 April 2015.
Lapas paling padat kelima adalah Lapas Jambi dengan isi 1.091, sementara kapasitas hanya 218.
“Over kapasitas mencapai 500%,” kata Akbar.
Urutan keempat terpadat adalah Lapas Tanjung Balai Asahan dengan over kapasitas mencapai 524%.
“Lapas di Sumatera Utara ini kapasitasnya hanya 198 tapi saat ini isinya sudah mencapai 1.037,” katanya.
Posisi terpadat ketiga adalah Lapas Bengkalis. Lapas yang berada di wilayah Riau ini dihuni oleh 975 WBP, padahal kapasitasnya hanya 174 penghuni. Kelebihan penghuninya mencapai angka 560 persen.
Lapas Banjarmasin mencatat rekor sebagai yang terpadat kedua di Indonesia. Lapas dengan kapasitas hunian 366 ini, kini isinya mencapai 2.422 orang. Overnya mencapai 662%.
Cabang Rutan Bagansiapiapi merupakan UPT yang paling padat di Indonesia. “Rutan ini kapasitasnya hanya 98 orang namun kini harus diisi 696 penghuni. Sudah sangat over hingga 710%,” kata Akbar. [DAS]