Jakarta – Kremlin menyebut Presiden AS Donald Trump mengalami “tekanan emosional”, setelah ia menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin “benar-benar gila”.
Sebelumnya, pada Minggu (25/05/2025), Trump menulis di Truth Social bahwa “sesuatu telah terjadi” pada Putin, setelah Rusia menggunakan jumlah drone terbanyak untuk menyerang kota-kota di Ukraina.
Ketika diminta mengomentari pernyataan tersebut, Kremlin berterima kasih kepada Washington atas bantuannya dalam memediasi negosiasi dengan Ukraina, tetapi menyebutkan bahwa proses perdamaian dapat menyebabkan Trump mengalami stres.
“Tentu saja, pada saat yang sama, ini adalah momen yang sangat serius, momen yang wajar jika semua orang merasakan tekanan emosional dan reaksi emosional yang kuat,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, seperti dikutip dari The Moscow Times.
Serangan Berskala Besar
Pasukan Rusia meluncurkan setidaknya 367 pesawat nirawak dan rudal antara Sabtu malam dan Minggu pagi.
Mereka menyasar banyak wilayah di Ukraina, seperti Kyiv, Zhytomyr, Khmelnytskyi, Ternopil, Chernihiv, Sumy, Odesa, Poltava, Dnipro, Mykolaiv, Kharkiv, dan Cherkasy.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan sebagian besar di antara serangan itu berasal dari rudal Shahed.
Ia lalu melaporkan bahwa serangan Rusia semakin berani dan berskala besar setiap malam, meningkat hingga lebih dari 900 pesawat nirawak serang hanya dalam tiga hari, bersama dengan rudal balistik dan jelajah.
Shahed atau Geran?
Zelenskyy dan Angkatan Bersenjata Ukraina terus menekankan bahwa Rusia menyerang dengan drone Shahed. Media-media Barat pun mendengungkan hal yang sama.
CSIS misalnya, memaparkan bahwa sejak September 2024 hingga Maret 2025, Rusia secara signifikan meningkatkan penggunaan drone Shahed dari sekitar 200 peluncuran per minggu menjadi lebih dari 1.000 per minggu.
Mengutp dari Army Recognition, Shahed-136 adalah loitering munition buatan Iran yang juga disebut drone bunuh diri atau kamikaze, yang dikembangkan dan diproduksi oleh Perusahaan Industri Pembuatan Pesawat Udara Iran (HESA). Drone ini dirancang untuk melakukan serangan darat.
Geran juga pesawat nirawak bunuh diri atau kamikaze buatan Rusia yang desainnya berasal dari Iran, tempat versi sebelumnya dibuat.
Orang Ukraina terus menyebut Geran sebagai Shahed. Sergey Tovkach, insinyur drone dan pengusaha yang mengembangkan drone militer untuk Angkatan Darat Rusia, mengatakan sebutan itu salah karena Geran telah melampaui Shahed.
“Saat ini, Geran telah berkembang jauh melampaui desain orisinalnya yang berasal dari Iran. Jadi, ketika orang Ukraina terus menyebutnya Shahed, mereka salah. Ini bukan Shahed lagi. Sudah lama sejak label itu masuk akal,” katanya, dalam wawancara yang diunggah ke akun YouTube Real Reporter.
Tovkach menambahkan bahwa itulah pendekatan Rusia. Mereka mulai dengan model dasar milik orang lain, tetapi mereka memperbaikinya dengan cepat dan kemudian terus mengembangkannya secara mandiri.
Misalnya, Rusia sekarang memiliki versi drone Geran bertenaga jet. Ada juga varian Geran yang menggunakan mesin Wankel, yang menimbulkan suara berfrekuensi tinggi yang banyak orang dengar. [BP]