Dalam Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana, lanjut Presiden Kelima Republik Indonesia itu, “Semesta” artinya tidak saja meliputi seluruh daerah, tetapi juga mengenai semua jenis dan semua tingkat pembangunan. “Berencana” artinya tahap demi tahap, yang dilewati melalui segenap kekuatan bangsa.

Untuk itu, agar pembangunan berjalan dengan sebaik-baiknya, harus diadakan pemimpin dan perencanaan. “Tanpa pimpinan dan perencanaan hanya akan bermuara pada kegagalan, bahkan kekacauan,” ungkap Ketua Umum PDI Perjuangan tersebut.

Dijelaskan juga oleh Megawati, cita-cita masyarakat adil dan makmur membutuhkan suatu perencanaan menyeluruh, overall planning, planning semesta, perencanaan yang meliputi semua bidang, dalam satu cetak biru yang didasarkan pada kebutuhan dan kepribadian Rakyat Indonesia. Perencanaan pembangunan berisi kegiatan politik berencana, kegiatan ekonomi berencana, kegiatan sosial berencana, kegiatan kebudayaan berencana, kegiatan mental berencana.

“Pendeknya, kesemuanya mengandung muatan berencana. Berbagai perencanaan tersebut harus menjadi milik dari/dan harus dilaksanakan oleh seluruh rakyat Indonesia untuk mencapai cita-citanya,” katanya.

Bung Karno juga kemudian merumuskan apa yang ia sebut sebagai Trisakti: berdaulat secara politik; berdikari dalam bidang ekonomi, dan; berkepribadian dalam kebudayaan. Pada tahun 1964, dalam pidatonya menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, Bung Karno memperkenalkan konsep Trisakti itu, yang merupakan jalan revolusi bagi Indonesia.

Setahun kemudian, dalam pidatonya menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1965, Bung Karno kembali menegaskan Trisakti. “Dalam pidatoku yang terkenal, ‘Tahun Vivere Pericoloso!’, Tavip, kuformulasikan ‘6 Hukum Revolusi ‘, yaitu bahwa revolusi harus mengambil sikap tepat terhadap kawan dan lawan, harus dijalankan dari atas dan dari bawah, bahwa destruksi dan konstruksi harus dijalankan sekaligus, bahwa tahap pertama harus dirampungkan dulu kemudian tahap kedua, bawa harus setia kepada program revolusi sendiri, yaitu Manipol, dan bahwa harus punya sokoguru, punya pimpinan yang tepat dan kader-kader yang tepat; juga kuformulasikan Trisakti :berdaulat dalam politik,berdikari dalam ekonomi, danberkepribadian dalam kebudayaan,” ungkap Bung Karno.