Ilustrasi: Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP non-aktif Puan Maharani dalam senam bersama seluruh kader saat memperingati HUT PDI Perjuangan ke-46 sekaligus Rakornas/Istimewa

Koran Sulindo – PDI Perjuangan tak terkejut dengan subtansi pidato visi misi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Selain melanggar aturan kampanye, apa yang disampaikan sesuai dengan watak Prabowo selalu menyerang dan menihilkan prestasi Indonesia.

“Bayangkan, kalau Asian Games, Asian Para Games, kemajuan membangun dari pinggiran, dan kehadiran nilai-nilai kemanusiaan dalam kebijakan sosial Pak Jokowi-JK pun terasa dinihilkan. Jadi PDI Perjuangan sudah menduga isinya akan seperti itu. Sebab di mata Pak Prabowo semua adalah kegagalan sesuai pengalamannya sendiri,’ kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Menurut Hasto, pidato visi misi pun sarat dengan ilusi dan retorika teleprompter. Apalagi menihilkan prestasi Jokowi-JK hanya akan mengurangi elektoral Prabowo-Sandi.

Hal itu tidak hanya di Jawa dan Sulawesi. Masyarakat Sumatera, Kalimantan, NTT, Papua, dan Indonesia Timur lainnya yang telah merasakan sentuhan kebijakan Jokowi-JK dipastikan kurang respek dengan pidato retorika telepromter tersebut.

Jika pidato visi misi Prabowo-Sandi tersebut dilihat dalam perspektif kemanusiaan, kerakyatan, dan komitmen terhadap apa yang telah dilakukan oleh Prabowo dan Partai Gerindra, maka skornya 3-0 untuk kemenangan Jokowi.

“Retorika melawan berbagai bentuk ketidakadilan itulah yang terus mereka mainkan. Namun PDI Perjuangan meyakini bahwa bicara dengan rakyat adalah bahasa hati; bahasa kepedulian melalui sentuhan kepemimpinan merakyat, bukan sebaliknya,” kata Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-KH Ma’ruf Amin itu.

Hasto berpendapat, Indonesia dibangun dengan niat baik dan pemikiran positif. Strategi model menyerang justru menjadi arus balik, yang justru malah mengingatkan masa lalu Prabowo.

“Hal yang kami apresiasi dari pidato tersebut adalah vokal dan intonasi Pak Prabowo jauh lebih baik,” kata Hasto. [CHA]