Yogyakarta, kota yang penuh kehidupan, juga menyimpan sisi gelap yang tak kalah menarik untuk disimak. Di balik citra kampus terbaik yang terpancar dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga menjadi salah satu kampus tertua dan terbesar di Indonesia, terselip kisah urban legend yang masih terus hidup dalam bisik-bisik para mahasiswa yaitu cerita tentang Mbak Yayuk.
Nama itu mungkin tak tercantum dalam daftar alumni resmi, namun hampir setiap angkatan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UGM pasti pernah mendengarnya. Sosok yang dikenal sebagai “mahasiswi abadi”.
Tak ada yang benar-benar tahu kapan kisah ini mulai menyebar. Yang pasti, nama Mbak Yayuk sudah menjadi bagian dari legenda kampus. Diceritakan, ia adalah seorang mahasiswi angkatan lama yang mengalami kesulitan berat dalam menyelesaikan skripsinya. Berkali-kali naskahnya ditolak. Tekanan demi tekanan menumpuk, hingga pada akhirnya ia jatuh dalam stres yang mendalam.
Dari cerita yang beredar, Mbak Yayuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Tragedi itu bukan hanya menyisakan duka, tapi juga kisah yang tak kunjung usai. Banyak yang percaya, arwahnya masih gentayangan di sekitar Fakultas Ekonomi UGM, terutama ketika malam mulai sepi. Konon, Mbak Yayuk masih berada sekitar kampus karena merasa dirinya masih menjadi mahasiswi UGM.
Sosok Mbak Yayuk digambarkan seperti mahasiswi zaman dulu, berpakaian sopan, berambut panjang, dan berjalan pelan di lorong kampus. Penampakannya sering disebut terjadi di koridor, ruang kelas, dan perpustakaan. Bahkan, beberapa mahasiswa mengaku pernah melihatnya secara langsung ketika mereka mengerjakan tugas malam hari. Ada pula cerita bahwa penampakannya sempat tertangkap kamera CCTV.
Ruangan U-305 sampai U-302, yang terletak di lantai tiga gedung utara sayap barat, menjadi lokasi yang paling sering disebut dalam laporan penampakan. Tempat itu kini dikenal dengan atmosfer yang agak berbeda, terlebih saat malam menjelang. Mungkin karena cerita-cerita itu, mungkin juga karena ada sesuatu yang memang belum benar-benar pergi.
Di mata mahasiswa, Mbak Yayuk adalah “mahasiswi abadi” bukan karena prestasinya, melainkan karena ia tidak pernah meninggalkan kampus. Kisahnya berkembang dalam berbagai versi, namun inti dari semuanya tetap sama, tentang tekanan akademik yang terlalu berat, sebuah tragedi, dan arwah yang belum tenang.
Cerita tentang Mbak Yayuk terus hidup, bukan hanya sebagai kisah seram, tapi juga sebagai pengingat sunyi bahwa beban kuliah bisa sangat nyata. Dan di balik dinding-dinding kampus yang tampak kokoh, ada kisah-kisah manusia yang rapuh, yang kadang tak terlihat oleh siapa pun. [UN]