Ilustrasi/astra.co.id

Koran Sulindo – PT Astra International Tbk dan GOJEK mengumumkan pembentukan perusahaan patungan (joint venture) transportasi online roda empat. Perusahaan taksi online ini menyediakan layanan transportasi online dari pintu ke pintu untuk masyarakat.

Perusahaan patungan itu menyediakan ribuan unit armada dengan sistem pengelolaan operasional kendaraan yang didukung oleh Astra FMS (Fleet Management System) dan teknologi ride hailing pada aplikasi GOJEK, khususnya layanan GO-CAR.

Astra juga mengumumkan partisipasinya dalam tahap pertama pendanaan seri F GOJEK dengan investasi sebesar 100 juta dolar AS. Dengan tambahan investasi tersebut, total investasi Astra pada GOJEK kini mencapai 250 juta dolar AS.

“Pembentukan perusahaan patungan dan partisipasi Astra dalam pendanaan seri F menunjukkan kepercayaan kami kepada GOJEK sekaligus wujud nyata dari eksplorasi kerjasama kami untuk menciptakan sinergi dengan bisnis otomotif Astra,” kata Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto, di Jakarta, Senin (4/3/2019), melalui rilis media.

Sementara Chief Executive Officer dan Founder GOJEK Nadiem Makarim mengatakan potensi perekonomian digital di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, harus dimaksimalkan oleh para pelaku bisnis dengan menggabungkan kekuatan di masing-masing industri.

“Gabungan kekuatan Astra di bidang otomotif dan GOJEK di bidang teknologi melalui kerja sama ini diharapkan akan membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat untuk memiliki sumber penghasilan,” kata Nadiem, di Jakarta, Senin (4/3/2019), melalui rilis media.

Saat ini Indonesia tercatat memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi digital paling pesat di Asia Tenggara. Dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) sebesar 49 persen pada periode tahun 2015-2018, sektor ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai 100 miliar dolar AS pada tahun 2025 dari 27 miliar dolar AS pada tahun 2018.

Latar Belakang

Sebelumnya, pada 12 Februari 2018 lalu, Astra International sudah berinvestasi sebesar 150 juta dolar AS (sekitar Rp2 triliun) di perusahaan penyedia layanan on-demand berbasis aplikasi tersebut.

Baca juga: Ikuti Jejak Google, Astra Investasi di Gojek

Saat, pendanaan tersebut adalah yang terbesar yang didapat Gojek dari investor. Ini juga investasi Astra International yang terbesar di bidang digital.

Astra meyakini menggabungkan keahlian Astra di bidang otomotif dan jangkauan GO-JEK yang luas kepada konsumen, kedua perusahaan bisa mengeksplorasi berbagai peluang kerjasama untuk meningkatkan produktivitas, mendorong masyarakat masuk ke sektor ekonomi formal, serta mendukung inovasi produk dan jasa untuk menciptakan pasar baru.

PT Astra International Tbk didirikan di Jakarta pada 1957 sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum dengan nama Astra International Inc. Pada tahun 1990, dilakukan perubahan nama menjadi PT Astra International Tbk, dalam rangka penawaran umum perdana saham Perseroan kepada masyarakat, yang dilanjutkan dengan pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan ticker ASII. Astra telah mengembangkan bisnisnya dengan menerapkan model bisnis yang berbasis sinergi dan terdiversifikasi pada tujuh segmen usaha, terdiri dari: 1) Otomotif, 2) Jasa Keuangan, 3) Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi & Energi, 4) Agribisnis, 5) Infrastruktur dan Logistik, 6) Teknologi Informasi dan 7) Properti. Kegiatan operasional bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia dikelola melalui 212 anak perusahaan, ventura bersama serta entitas asosiasi, didukung oleh 218.463 karyawan, berdasarkan data Desember 2017.

Sementara itu sejak awal berdiri, Go-jek menciptakan lapangan pekerjaan kepada jutaan penduduk Indonesia. Jumlah pengemudi Go-jek yang terdaftar saat ini mencapai lebih dari 1 juta pengemudi, dengan lebih dari 125.000 mitra usaha, dan 30.000 penyedia jasa di platform Go-jek, yang menyediakan berbagai jenis jasa seperti transportasi, pengantaran makanan, kurir barang, jasa kebersihan, hingga keperluan pembayaran. Go-jek memfasilitasi lebih dari 100 juta transaksi setiap bulannya. [DAS]