Ilustrasi/astra.co.id

Koran Sulindo – Astra International mengikuti jejak Google, berinvestasi sebesar 150 juta dolar AS (sekitar Rp2 triliun) di perusahaan penyedia layanan on-demand berbasis aplikasi, Gojek. Dana ini lebih besar daripada yang disuntikkan Google bulan lalu.

Baca juga: Google Suntik Dana ke Gojek

CEO dan Founder Gojek, Nadiem Makarim, mengatakan pendanaan tersebut adalah yang terbesar yang didapat Gojek dari investor.

Ini juga investasi Astra International yang terbesar di bidang digital.

Kerja sama ini memiliki nilai historis karena perusahaan besar lokal berpartisipasi dalam ekosistem perusahaan digital lokal.

“Harapannya ini adalah awal menggabungkan industri fisik dan visual, karena memang sudah saatnya,” kata Nadiem, di Jakarta, Senin (12/2/2018), seperti dikutip antaranews.com.

Presiden Direktur PT Astra International, Prijono Sugiarto, mengatakan investasi ini merupakan investasi jangka panjang yang memberikan nilai tambah kedua belah pihak.

“Kami memang sudah melakukan observasi apa yang terjadi di Gojek, dan mereka menawarkan kolaborasi dengan benang merah, “ kata Prijono.

Sementara Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara berharap Astra International menjadi penarik perubahan transisi ekonomi ke ekonomi digital di Indonesia.

“Perubahan bukan teknologi tetapi proses bisnis mindset diubah manfaatkan teknologi. The future is this digital space,” kata Rudiantara.

Menciptakan Pasar Baru

Astra meyakini menggabungkan keahlian Astra di bidang otomotif dan jangkauan GO-JEK yang luas kepada konsumen, kedua perusahaan bisa mengeksplorasi berbagai peluang kerjasama untuk meningkatkan produktivitas, mendorong masyarakat masuk ke sektor ekonomi formal, serta mendukung inovasi produk dan jasa untuk menciptakan pasar baru.

“Hal ini sejalan dengan komitmen Astra untuk mendukung pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia. Teknologi memiliki peran yang penting untuk mencapai tujuan ini, dan kami yakin akan daya transformasi perusahaan yang fokus pada digital seperti GO-JEK,” kata Prijono, dalam rilis media, seperti dikutip astra.co.id.

President dan Co-Founder Go-jek, Andre Soelistyo, mengatakan sebagai salah satu grup dengan bisnis yang paling terdiversifikasi di Indonesia, Astra akan memberi banyak dukungan seiring dengan percepatan inovasi Go-jek.

“Kami yakin bahwa GO-JEK akan mendapatkan banyak keuntungan dari pengetahuan dan keahlian operasional Astra, serta sinergi di dua organisasi kami,” kata Andre.

Latar Belakang

Sejak awal berdiri, Go-jek menciptakan lapangan pekerjaan kepada jutaan penduduk Indonesia. Jumlah pengemudi Go-jek yang terdaftar saat ini mencapai lebih dari 1 juta pengemudi, dengan lebih dari 125.000 mitra usaha, dan 30.000 penyedia jasa di platform Go-jek, yang menyediakan berbagai jenis jasa seperti transportasi, pengantaran makanan, kurir barang, jasa kebersihan, hingga keperluan pembayaran. Go-jek memfasilitasi lebih dari 100 juta transaksi setiap bulannya.

PT Astra International Tbk didirikan di Jakarta pada 1957 sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum dengan nama Astra International Inc. Pada tahun 1990, dilakukan perubahan nama menjadi PT Astra International Tbk, dalam rangka penawaran umum perdana saham Perseroan kepada masyarakat, yang dilanjutkan dengan pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan ticker ASII.

Astra telah mengembangkan bisnisnya dengan menerapkan model bisnis yang berbasis sinergi dan terdiversifikasi pada tujuh segmen usaha, terdiri dari: 1) Otomotif, 2) Jasa Keuangan, 3) Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi & Energi, 4) Agribisnis, 5) Infrastruktur dan Logistik, 6) Teknologi Informasi dan 7) Properti.

Kegiatan operasional bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia dikelola melalui 212 anak perusahaan, ventura bersama serta entitas asosiasi, didukung oleh 218.463 karyawan, berdasarkan data Desember 2017. [DAS]