Koran Sulindo – Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan menggelar ajang festival karya video pendek mengenai tokoh desa/kelurahan yang akan memperebutkan Piala Megawati Kawal Pancasila dari Desa.
Peluncuran acara itu dilaksanakan secara virtual di Jakarta, Sabtu (10/7) sore, yang dihadiri Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto. Hadir juga jajaran Ketua DPP PDI Perjuangan seperti Puan Maharani, Tri Rismaharini, Yasonna H. Laoly, Ahmad Basarah, Rokhmin Dahuri, Sri Rahayu, dan Yanti Sukamdani.
Acara ini digagas oleh Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDIP. Hadir Ketua Aria Bima, Sekretaris Rano Karno, Bendahara Vita Ervina, Abidin Fikri, dan Kirana Larasati sebagai moderator.
Megawati Soekarnoputri meminta agar kegiatan ini tak hanya bicara tokoh penggerak desa/kelurahan. Tapi lebih jauh, bagaimana dengan kegiatan ini mampu menunjukkan desa yang sebenarnya. Dari keindahanya, makanannya, tradisi desa, hingga kearifan lokal (local wisdom) yang tumbuh di desa tersebut.
“Bu Megawati berpesan agar saat kita bicara desa, maka desa harus jadi pusat pergerakan kepartaian kita, desa harus jadi pusat penghormatan dan pembumian Pancasila,” kata Hasto menyampaikan pesan Megawati.
Megawati, kata Hasto selalu mengingatkan bahwa desa adalah ujung tombak pemerintahan, tempat hidupnya adat istiadat yang merupakan sumber kebudayaan dan kepribadian bangsa.
Karena itu, Megawati berharap kegiatan ini jadi momentum untuk mengingatkan kader agar bergerak dari desa, sebagai basis teritorial dalam menghadirkan seluruh cita-cita dan gagasan Bung Karno.
“Menurut Ibu Megawati, dari bergerak di desa, bisa dimulai misalnya dari sanitasi. Soal kebersihan desa, ketersediaan air bersih, kecukupan gizi di desa, dan berbenah di tengah pandemi ini, nilai gotong royong jadi nilai penggerak di desa, saling membantu satu sama lain sehingga semua jadi lebih ringan karena gotong royong itu,” urainya.
“Karenanya, dalam menyelenggarakan lomba ini, pesan Bu Mega adalah bagaimana melihat keseluruhan aspek desa, dan lebih penting bagaimana kader-kader partai hadir di tengah desa itu,” imbuhnya.
Megawati dan Hasto baru saja mengeluarkan surat edaran kepada kader partai di seluruh Indonesia. Isinya, mengingatkan kader partai bahwa jebakan utama kader partai adalah peraasan mapan. Bahwa seakan menjadi pemenang pemilu sudah cukup sehingga tak mau bekerja keras. Cenderung terjebak dalam kehidupan hedonis, dan masuk dalam alam pikir kapitalisme yang sebenarnya harus dilawan dengan gotong royong.
“Maka kader harus mendorong semangat juang dan cari tantangan baru demi menjalankan ajaran Bung Karno. Ini harus dilaksanakan dengan kesadaran yang tertinggi. Sehingga kader bergerak, berinisiatif dengan kesadarannya, tanpa harus diperintah lebih dulu,” papar Hasto.
Hasto mengatakan, bahwa pesan dari Megawati itu memiliki makna jelas bahwa kader partai harus menjadi ujung tombak gerakan di desa.
“Karena itulah, dengan melihat desa, maka kita tahu bahwa desa sebagai pusat peradaban harus kita kembangkan, bahwa sejatinya letak karakter kader partai adalah turun ke bawah menggelorakan semangat turun dan bersama rakyat di desa,” tegas Hasto.
Perkuat Imunitas Tubuh
Di masa pandemi, Hasto mengajak pengurus dan kader partainya di seluruh Indonesia untuk terlibat membangun kesadaran masyarakat. Mengingat akan pentingnya pendidikan gizi demi memperkuat imunitas tubuh di tengah meningkatnya penularan Covid-19.
“Mari terus gelorakan kehadiran wajah partai di tengah rakyat khususnya di masa pandemi. Sehingga seluruh kader terus bergerak bersama rakyat,” kata Hasto.
Hasto menyadari, pandemi Covid-19 memang tak mudah dihadapi. Namun yang penting, di tengah pandemi ini, harus terus digelorakan bahwa kita punya harapan.
“Di tengah pandemi ini, kita harus terus menggelorakan bahwa kita bisa sehat dari apa yang ada di lingkungan kita,” ujar Hasto.
Pada titik itulah pentingnya menggelorakan terus pengetahuan tentang gizi kepada masyarakat. Sebab gizi dan kebersihan merupakan salah satu unsur penting pembentukan imunitas atau ketahanan tubuh menghadapi paparan virus.
Hasto lalu menunjukkan buku Mustika Rasa, buku berisi resep makanan khas Indonesia yang satu-satunya dibuat di era Presiden RI Soekarno. Hasto mengajak kader PDI Perjuangan seluruh Indonesia meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat lewat isi buku itu.
Di dalam buku itu, selain berisi resep, ada juga pedoman mengenai kandungan tiap tanaman lokal yang merupakan bagian dari kuliner nusantara.
Sebagai contoh, masyarakat perlu diberi tahu bahwa selain vitamin A dan C dalam bentuk tablet, ternyata vitamin itu banyak dikandung oleh mangga jenis gedong dan golek. Vitamin A dan C juga banyak terkandung di Kembang Turi, Kemangi, hingga Ketimun. Semuanya bisa ditanam sendiri oleh masyarakat.
“Mari gelorakan kembali khasanah nusantara terkait makanan dan sayur-sayuran yang mengandung vitamin dan dapat meningkatkan imunitas tubuh kita,” tegas Hasto.
Di sisi lain, PDI Perjuangan menyadari banyak masyarakat yang kini menjalani isolasi mandiri dan kesulitan terkait kebutuhan pokok. Karenanya, partai berlambang banteng itu sedang mempertimbangkan dapur umum yang didirikan oleh Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDI Perjuangan bersama pengurus Dewan Pimpinan Daerah dan Pengurus Cabang.
PDI Perjuangan, sambung Hasto terus mendukung keseriusan Pemerintahan Joko Widodowi-KH Ma’ruf Amin dalam menanggulangi meningkatnya Covid-19.
“PDI Perjuangan mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Jokowi dan KH Ma’ruf Amin yang di dalam situasi yang tidak mudah ini, terus membangkitkan harapan rakyat. Dan terakhir mengingat kapasitas rumah sakit yang terbatas, kemudian Presiden Jokowi memelopori membuka asrama-asrama haji untuk dijadikan rumah sakit darurat,” beber Hasto.
“Dalam situasi seperti itu, gerak partai kita tetap lakukan. Situasi pandemi Covid-19 yang kita jawab dengan terus turun ke bawah menggelorakan semangat gotong-royong, membangun harapan rakyat yang saat ini sedang menghadapi Covid-19,” pungkas Hasto. [CHA]