Snake wine, atau dikenal sebagai anggur ular, bukanlah sekadar minuman keras biasa. Ia merupakan perpaduan antara tradisi, pengobatan, dan kepercayaan kuno yang berakar dalam sejarah peradaban Asia. Dibuat dengan cara merendam seekor ular, sering kali ular berbisa ke dalam alkohol, snake wine telah lama dipercaya sebagai eliksir kesehatan oleh berbagai budaya di Asia Timur dan Tenggara.
Jejak Sejarah Ribuan Tahun
Jejak snake wine bisa ditelusuri hingga masa Dinasti Zhou Barat di Tiongkok, sekitar tahun 1040–770 SM. Sejak masa itu, penggunaan ular sebagai bahan pengobatan telah tertulis dalam berbagai literatur klasik, salah satunya adalah Shen Nong Ben Cao Jing, naskah penting dalam dunia pengobatan tradisional Tiongkok yang disusun antara 300 SM hingga 200 M. Dalam teks ini, ular disebut memiliki kekuatan penyembuh yang mampu mengatasi berbagai gangguan tubuh.
Tak hanya di Tiongkok, tradisi minum snake wine juga dikenal luas di negara-negara seperti Vietnam (dikenal sebagai rượu rắn), Laos, Thailand, Kamboja, dan Okinawa, Jepang. Di tempat-tempat tersebut, snake wine menjadi simbol keberanian, vitalitas, dan kekuatan hidup.
Proses Pembuatan
Ada dua metode utama dalam pembuatan snake wine. Pertama, dengan merendam ular berbisa yang masih hidup ke dalam toples berisi arak beras atau alkohol gandum, kemudian didiamkan selama berbulan-bulan agar racunnya terurai oleh kandungan etanol. Kedua, dengan menggunakan bagian tubuh ular yang telah dikeringkan dan menambahkan ramuan herbal serta rempah tradisional untuk memperkaya rasa dan potensi khasiatnya.
Meskipun etanol dipercaya dapat menetralkan racun ular, proses ini bukan tanpa risiko. Bila tidak dilakukan secara higienis atau bila ular ternyata masih hidup setelah berbulan-bulan, konsumsinya dapat memicu keracunan serius.
Manfaat Tradisional yang Dipercaya
Menurut kepercayaan pengobatan tradisional Asia, snake wine memiliki sejumlah manfaat, antara lain:
1. Meningkatkan vitalitas dan kejantanan pria
2. Menyembuhkan rematik, nyeri sendi, dan lumbago
3. Mengatasi rambut rontok dan penyakit kulit
4. Meredakan migrain, demam, dan kelelahan
5. Meningkatkan daya tahan tubuh dan libido
6. Mengatasi rabun dan gangguan mata lainnya
Di beberapa wilayah seperti Vietnam, snake wine biasanya dikonsumsi dalam takaran kecil sebagai shot, bukan diminum secara berlebihan.
Meski dipercaya memiliki khasiat, klaim manfaat snake wine sebagian besar masih bersifat anekdot dan belum didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Lebih dari itu, konsumsi snake wine menimbulkan kekhawatiran serius dalam ranah kesehatan dan konservasi.
Jika ular yang digunakan termasuk spesies dilindungi, maka pembuatan snake wine bisa menjadi pelanggaran hukum. Beberapa negara bahkan telah melarang impor snake wine karena alasan perlindungan satwa liar dan kekhawatiran akan praktik pembuatannya yang tidak etis dan tidak steril.
Di luar nilai medisnya, snake wine memiliki peran budaya yang kuat. Di pasar malam seperti Huaxi Street Night Market di Taiwan, snake wine menjadi atraksi yang menggugah rasa penasaran wisatawan. Di Tiongkok dan Vietnam, botol anggur ular kerap dijadikan suvenir eksotis atau simbol kekuatan dan keberanian.
Snake wine adalah cerminan dari warisan panjang budaya dan kepercayaan masyarakat Asia terhadap kekuatan alam dan pengobatan tradisional. Meski memiliki daya tarik unik dan dipercaya menyimpan manfaat, konsumsinya tetap harus dilihat dengan bijak, mempertimbangkan aspek kesehatan, etika, dan keberlanjutan lingkungan.
Dalam dunia modern yang menuntut segala sesuatu berbasis sains, snake wine menjadi pengingat bahwa tidak semua tradisi dapat langsung diserap tanpa kajian kritis. Namun di sisi lain, ia juga menyimpan cerita tentang hubungan manusia dengan alam yang telah terjalin sejak ribuan tahun silam. [UN]