Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menyambut Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati di Gedung Kemenparekraf. (istimewa)
Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menyambut Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati di Gedung Kemenparekraf. (istimewa)

Jakarta Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya menyambut Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, dalam sebuah pertemuan bilateral di kantor Kemenparekraf, Jakarta, Selasa (28/5). Pertemuan ini menjadi lanjutan dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang berlangsung beberapa jam sebelumnya di Istana Negara, disaksikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Dalam suasana hangat penuh simbol persahabatan, kedua menteri menikmati sajian kopi Gayo, teh bunga telang, dan roti buaya. Pertemuan ini menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor kreatif antara Indonesia dan Prancis.

“Kerja sama yang disepakati untuk peningkatan kolaborasi ekosistem industri kreatif, peningkatan kualitas SDM sektor ekonomi kreatif, termasuk juga perluasan akses pasar bagi kedua negara. Kemitraan strategis ini juga akan memfasilitasi pegiat ekraf kedua negara untuk berpartisipasi pada sejumlah event besar yang akan dilakukan di Prancis maupun di Indonesia tahun ini serta tahun-tahun mendatang,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky.

Rachida Dati menyampaikan antusiasmenya terhadap pertemuan ini, yang dianggapnya sebagai tindak lanjut konkret dari komitmen yang telah dibangun kedua negara.

“Saya senang sekali, apa yang telah kita sepakati langsung dapat ditindaklanjuti dalam pertemuan bilateral ini. Semoga kesepakatan ini dapat berjalan dengan baik serta terwujud dalam tindakan konkret kedua negara di waktu mendatang,” kata Rachida Dati.

Riefky juga memaparkan pertumbuhan signifikan sektor ekonomi kreatif Indonesia dalam kurun 11 tahun terakhir. Berdasarkan data BPS, nilai tambah PDB sektor ini melonjak 119%, dari Rp 700 triliun menjadi Rp 1.500 triliun. Di sisi lain, nilai ekspor meningkat 67%, dari USD 15 miliar menjadi USD 25,1 miliar.

“Demikian pula jumlah tenaga kerja sektor ekonomi kreatif dalam 11 tahun terakhir, meningkat tajam sebesar 89% dari 14 juta orang menjadi 26,5 juta orang. Di mana, 68%-nya adalah perempuan. Data BPS juga mengatakan sekitar 50% pekerja ekraf berusia di bawah 40 tahun. Jadi, ekonomi kreatif merupakan sektor yang inklusif dan progresif bagi perekonomian Indonesia,” ujar Riefky.

Menanggapi hal itu, Rachida Dati memberikan apresiasi terhadap pencapaian Indonesia. Ia menilai perkembangan sektor ini di Tanah Air sangat mengesankan, terlebih dengan keterlibatan besar dari perempuan.

“Saya perlu sebutkan di sini, ekonomi kreatif merupakan bidang yang mendapat perhatian khusus, karena angkanya yang meningkat dari tahun ke tahun dan persentasenya sangat membanggakan jika dilihat dari sisi Prancis,” tutur Dati.

Adapun lingkup kerja sama yang dijalin mencakup bidang pendidikan, program residensi, serta pertukaran pengetahuan dan pengalaman antarpegiat industri kreatif kedua negara—layaknya magang untuk meningkatkan kapasitas.

Dalam kesempatan ini, Menteri Ekraf turut didampingi jajaran pejabat eselon I dan II, termasuk Sekretaris Utama Dessy Ruhati, Deputi Pengembangan Strategis Cecep Rukendi, Deputi Kreativitas Budaya dan Desain Yuke Sri Rahayu, serta Deputi Kreativitas Media Agustini Rahayu. [IQT]