Koran Sulindo – Aplikasi berbasis teknologi dalam “Dashboard Lancang Kuning” yang dikembangkan Polda Riau dianggap berhasil menyelesaikan masalah kebakaran hutan dan lahan di Riau.
Aplikasi tersebut membuat jajaran Pemprov Riau berniat untuk menggunakannya seperti yang disampaikan Gubernur Syamsuar kepada Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi.
“Makanya kemarin kita tunjukin ini (Dashboard Lancang Kuning), Bupati minta pasang teknologi ini, Gubernur juga minta. Pak Gubernur minta kita bisa berwisata melihat langit biru. Itu harus dengan usaha keras supaya kita bisa melihat langit biru,” kata Agung Setya Imam Effendi kepada wartawan, Jumat (18/10/2019).
Menurutnya teknologi memanfaatkan empat satelit yaitu Satelit Tera, Nora, Lapa dan Aqua untuk mengetahui titik api berada, juga dapat memberikan arahan kepada anggota di lapangan.
“Apa yang dia lakukan di lapangan, setelah kita kasih tahu titiknya ada di sini, mengirimkan laporan kembali bersama foto kegiatan. Dari satelit ini bisa kita ketahui posisi dia waktu laporan, apakah betul-betul di lapangan atau tidak,” terangnya.
Menurutnya ini adalah tugas dia bersama pejabat utama lainnya beserta Pemprov Riau menemukan suatu hal yang baik dalam menyelesaikan masalah.
“Penanganan di bawah sudah dengan membuat embung, kanal, melatih masyarakat agar peduli api program bersama Pemprov ini sudah berjalan. Kita sekarang tinggal bagaimana itu energi kita satukan untuk menyelesaikan masalah. Kalau embung ada, masyarakat dilatih tapi tidak digerakan untuk memadamkan api, apinya tidak akan padam,” ucapnya.
Dikatakannya, masyarakat dan koorporasi yang membuka lahan dengan membakar, akan paham bahwa perangkat teknologi ini bisa memotret lahan bukan saat ini, tetapi lima tahun yang lalu.
“Kita bisa tahu juga ini lahan kayak apa, sekarang diapakan, terus tiga tahun kedepan jadi apa, kalau ini lahan hutan, lima tahun lalu illegal loging, terus dibakar, ada tanaman yang tumbuh di situ. Berarti mencuri kayu, merambah hutan, membakar dan perkebunan di areal hutan, kira-kira hukumannya apa,” ucap mantan Deputi Siber Badan Intelijen Negara (BIN) itu.(YMA/TGU)