Jakarta – Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian membantah tuduhan bahwa negaranya telah memasok senjata ke Rusia.
Dalam Konferensi Pers Reguler pada Jumat (18/04/2025), Lin menegaskan bahwa China tetap bekerja secara aktif untuk mewujudkan gencatan senjata dan perundingan damai.
“Kami tidak pernah menyediakan senjata mematikan kepada pihak mana pun yang berkonflik, dan secara ketat mengendalikan ekspor barang-barang dengan fungsi ganda,” katanya, dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri Republik Rakyat China.
“Ukraina mengetahui hal itu dengan jelas dan telah menyatakan secara terbuka bahwa sebagian besar komponen militer impor Rusia berasal dari AS dan negara-negara Barat lainnya. China dengan tegas menentang tuduhan yang tidak berdasar dan manipulasi politik,” tambahnya.
Respon itu datang setelah presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengutip laporan dari badan keamanan dan intelijen Ukraina bahwa China memasok senjata ke Rusia, termasuk bubuk mesiu dan artileri.
Dokumentasi yang akan mendukung klaim tersebut diharapkan tersedia minggu depan.
Minggu lalu, pada Selasa (08/04/2025), Zelenskyy mengumumkan militer Ukraina menangkap 2 warga negara China yang bertempur untuk Angkatan Bersenjata Rusia. Penangkapan itu terjadi di Donetsk.
Ia juga menuduh Rusia berupaya melibatkan China “secara langsung atau tidak langsung” dalam perang di Ukraina, yang telah berlangsung selama 3 tahun.
Kemudian keesokan harinya, Zelenskyy mengatakan intelijen Ukraina memiliki informasi tentang 155 warga negara China yang bertempur di Ukraina.
Menurut The Guardian, Beijing membantah kedua tuduhan itu dengan menyatakan para tentara tersebut pergi ke Rusia secara independen meski pemerintah telah memperingatkan warganya untuk menjauh dari semua zona konflik.
“Saya ingin menegaskan kembali bahwa China bukanlah pemrakarsa krisis Ukraina, dan China juga bukan pihak yang berpartisipasi,” kata Lin. “Kami adalah pendukung kuat dan promotor aktif penyelesaian krisis secara damai”. [BP]